Internasional

5 Update Perang: Putin Warning Nuklir NATO-Jet Rusia Meledak

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
28 February 2023 11:25
Presiden Rusia Vladimir Putin. (SPUTNIK/AFP via Getty Images/RAMIL SITDIKOV)
Foto: (SPUTNIK/AFP via Getty Images/RAMIL SITDIKOV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang skala besar Rusia-Ukraina masih terus berlangsung. Meski telah memasuki lebih dari setahun, kedua pihak tidak sepakat untuk mundur.

Berikut perkembangan terbaru perang Rusia-Ukraina dikutip CNBC International, Selasa, (28/2/2023):

1. Putin Warning Nuklir NATO

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow harus memperhitungkan kemampuan nuklir aliansi militer Barat, NATO. Ia mengklaim saat ini Barat ingin melenyapkan Rusia.

"Di mana negara-negara NATO terkemuka telah memproklamirkan tujuan utama mereka untuk menjadi kekalahan strategis Rusia, agar rakyat kita 'menderita' seperti yang mereka katakan, bagaimana, dalam kondisi ini, tidak dapat memperhitungkan potensi nuklir mereka?, " paparnya saat wawancara dengan Pavel Zarubin di saluran TV Rossiya-1, dikutip Senin.

Putin mengatakan Barat terlibat dalam "kejahatan" yang dilakukan oleh Ukraina dengan memasok senjata ke negara itu dan bahwa tujuan akhirnya adalah untuk menghancurkan dan memecah belah Rusia.

Menggemakan sentimen itu pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Barat ingin "mengisolasi, dan bahkan memecah belah" Rusia. Ia menambahkan bahwa tatanan dunia masa depan sedang diputuskan.

2. Pesawat Mata-Mata Rusia Meledak

Juru Bicara Angkatan Udara Ukraina, Yuri Ihnat, mengatakan bahwa pesawat pengintai A-50 Rusia rusak akibat ledakan di sebuah lapangan terbang di Belarus.

"Ini kabar baik untuk Ukraina, apa lagi yang bisa dikatakan di sini," kata Ihnat, menurut terjemahan NBC News.

"Pesawat ini terus-menerus di udara melakukan pengintaian radar, memindai wilayah ketika alutsista kita beroperasi, mendeteksi lokasi mereka, memantau lepas landas, mendarat, dan arah pergerakan pesawat kita," tambahnya.

3. Janet Yellen ke Kyiv

Menteri Keuangan AS Janet Yellen melakukan perjalanan dadakan ke Kyiv dan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Perdana Menteri (PM)  Ukraina Denys Shmyhal.

Saat berada di Kyiv, Yellen mengumumkan transfer pertama sebesar US$ 1,25 miliar dari US$ 9,9 miliar bantuan AS yang dijanjikan akan diberikan selama tiga kuartal pertama tahun 2023.

"Saya membawa pesan yang jelas ke Kyiv dari Presiden Biden dan rakyat Amerika: Kami akan mendukung Ukraina selama diperlukan," kata Yellen dalam pertemuan bilateral dengan Zelensky, menurut pembacaan yang diberikan oleh Departemen Keuangan.

4. PBB Tegur Rusia

Sekjen PBB Antonio Guterres menyalahkan Rusia karena memicu "pelanggaran hak asasi manusia paling masif" di dunia saat ini.

"Invasi Rusia telah menyebabkan kematian, kehancuran, dan pemindahan yang meluas," kata Guterres dalam pidatonya di hadapan Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa.

Ia mencontohkan kasus kekerasan seksual, penghilangan paksa, penahanan sewenang-wenang dan pelanggaran hak tawanan perang, yang semuanya telah didokumentasikan oleh kantor hak asasi manusia PBB.

Awal bulan ini, jaksa agung Ukraina, Andriy Kostin, mengatakan bahwa otoritas regional telah mencatat lebih dari 65.000 kejahatan perang Rusia sejak Moskow menyerang Ukraina hampir setahun lalu.

5. Rusia Kehabisan Rudal

Intelijen militer Ukraina telah mengamati perubahan dalam cara Rusia menggunakan rudal dalam perang. Juru bicara Direktorat Intelijen Utama Kementerian Pertahanan Andriy Chernyak mengatakan para pejabat intelijen telah melihat dua perubahan penting dalam taktik Rusia.

"Pertama, mereka benar-benar belajar dari kesalahan mereka. Kedua, mereka tidak hanya kehabisan rudal presisi tinggi, tetapi juga senjata rudal secara umum," kata Chernyak, menurut terjemahan Google dari komentarnya.

Ia menambahkan bahwa Rusia masih memiliki ribuan rudal dalam stok, tetapi mereka kehabisan lebih cepat daripada yang dapat mereka produksi. Meskipun begitu, ia tidak mengutip bukti apa pun untuk klaimnya.

Analis pertahanan umumnya setuju bahwa sulit untuk menentukan berapa banyak rudal yang tersisa dari Rusia. Chernyak mengatakan Rusia tidak dapat memproduksi lebih dari 30-40 rudal per bulan dan "rudal lama yang mereka miliki gagal karena kerusakan atau memiliki jangkauan serangan yang terbatas."


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Update Perang Rusia-Ukraina: 'Neraka', Nuklir, Drone, China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular