
Breaking News: Ekonomi Inggris Kontraksi, Siap-siap Resesi

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Inggris berkontraksi di kuartal-II (Q2) 2022. Biaya hidup yang makin melejit memukul rumah tangga.
Dalam data yang dirilis Jumat (12/8/2022), dari kuartal ke kuartal, PDB di April hingga Juni berkontraksi atau minus 0,1%. Di kuartal-I (Q1) lalu, GDP tercatat 0,8%.
Kantor Statistik Nasional mengatakan kontraksi sebagian besar didorong oleh penurunan output layanan. Kegiatan kesehatan dan pekerjaan sosial menjadi hambatan terbesar.
Ini juga akibat penurunan kegiatan terkait Covid-19. Tercatat bahwa ada penurunan 0,2% dalam konsumsi rumah tangga pada kuartal kedua.
"Inggris Raya mengalami pertumbuhan stagnan karena ekonomi menghadapi tantangan dari tekanan pendapatan riil yang parah di tengah peningkatan inflasi dan suku bunga yang lebih tinggi," kata ahli strategi makro dan investasi di HSBC Asset Management, Hussain Mehdi, dikutip CNBC International.
"Dengan latar belakang ini, akan sulit untuk menghindari resesi, terutama dengan risiko kenaikan harga energi menuju musim dingin."
Pekan lalu, Bank of England memperingatkan bahwa mereka memperkirakan ekonomi Inggris memasuki resesi terpanjang sejak krisis keuangan global pada kuartal-IV 2022. Sementara itu, inflasi diproyeksikan mencapai puncaknya di atas 13% pada bulan Oktober.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negara Kaya Ini Diramal IMF Paling Ngenes di 2023: Inggris