Internasional

Ekonomi Inggris Kontraksi, Ambles 0,1%

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
11 July 2025 21:40
Bendera Union Jack digantung di sepanjang Regent Street, menjelang Penobatan Raja Charles dan Camilla, Permaisuri di London, Inggris, 30 April 2023. (REUTERS/Henry Nicholls)
Foto: Bendera Union Jack digantung di sepanjang Regent Street, menjelang Penobatan Raja Charles dan Camilla, Permaisuri di London, Inggris, 30 April 2023. (REUTERS/HENRY NICHOLLS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian Inggris secara tak terduga kembali menyusut pada bulan Mei 2025. Data Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) yang dirilis Jumat (11/7/2025) menyebut ekonomi Negeri Big Ben itu berkontraksi 0,1% secara bulanan.

Pelemahan terkonsentrasi pada output produksi yang turun 0,9%, dan konstruksi yang turun 0,6%. Angka-angka ini akan menjadi pukulan bagi Menteri Keuangan Rachel Reeves, yang telah menjadikan pemulihan pertumbuhan ekonomi dan pengurangan defisit anggaran Inggris sebagai tujuan utamanya.

Data terbaru ini menyusul kontraksi 0,3% pada bulan April, ketika kenaikan pajak domestik diberlakukan dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif pada mitra dagang dan musuh. Kebijakan tarif ini membuat pasar global terpuruk dan menciptakan ketidakpastian bisnis yang meluas.

"Inggris dikenakan tarif timbal balik sebesar 10% dari Trump meskipun memiliki hubungan perdagangan yang kurang lebih seimbang dengan AS dalam hal pertukaran barang, meskipun mengalami surplus besar dalam hal jasa," menurut data perdagangan ONS untuk tahun 2024 yang dikutip CNBC International.

Inggris sejak itu telah mencapai kesepakatan perdagangan dengan AS. Namun menjadi negara pertama yang melakukannya di tengah perundingan perdagangan yang masih alot dengan mitra dagang lainnya, termasuk Uni Eropa yang masih menunggu penandatanganan perjanjian perdagangan dengan Washington.

Meskipun merasa nyaman dengan kesepakatan perdagangan AS, Inggris menghadapi tantangan ekonomi domestik. Ekspansi PDB sebesar 0,7% yang luar biasa pada kuartal pertama (Q1) (dikaitkan dengan kemungkinan peningkatan aktivitas ekonomi sebelum tarif perdagangan Trump) diperkirakan tidak akan terulang dalam pembaruan triwulanan berikutnya ini.

Estimasi pertama PDB kuartal kedua (Q2) akan dirilis pada 14 Agustus. Para ekonom sebelumnya telah memperkirakan pertumbuhan akan melambat di sisa tahun ini di tengah pasar tenaga kerja yang melemah dan ketidakpastian ekonomi yang berkelanjutan. 


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Target Pertumbuhan Ekonomi RI 8% Dihadapkan Tantangan Besar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular