
5 Update Perang Rusia-Ukraina: 'Neraka', Nuklir, Drone, China

Jakarta, CNBC Indonesia - Setahun telah berlalu setelah Rusia untuk pertama kalinya meluncurkan serangan militer besar-besaran ke Ukraina. Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda perdamaian antara keduanya.
Rusia saat ini dilaporkan kembali berada dalam posisi menyerang. Bahkan, Moskow disebutkan mulai kembali maju dalam operasi tempurnya setelah sebelumnya tercatat dipukul mundur beberapa kali.
Berikut lima perkembangan terbaru perang Rusia-Ukraina seperti dirangkum CNBC Indonesia, Rabu (1/3/2023):
1. 'Neraka' Pertempuran di Bakhmut
Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus berlangsung. 'Neraka' pertempuran kini terpusat di kota Bakhmut, yang dianggap strategis bagi kedua kubu.
Komandan pasukan darat Ukraina mengatakan situasi di kota Bakhmut di Ukraina "sangat tegang" pada Selasa (28/2/2023), saat pasukan Rusia yang mengepungnya meningkatkan serangan mereka. Adapun, Rusia sedang mencoba untuk memotong jalur pasokan para pendukung Ukraina ke kota, tempat beberapa pertempuran terberat perang, dan memaksa mereka untuk menyerah atau mundur.
Strategi itu, diyakini akan membuat Rusia mendapat kemajuan besar pertamanya dalam lebih dari setengah tahun. Langkah itu akan membuka jalan untuk merebut pusat kota terakhir yang tersisa di wilayah Donetsk.
"Meskipun mengalami kerugian yang signifikan, musuh mengerahkan unit penyerang Wagner yang paling siap, yang mencoba menerobos pertahanan pasukan kami dan mengepung kota," kata Kolonel Jenderal Ukraina Oleksandr Syrskyi seperti dikutip di platform pengiriman pesan militer dan dilansir Reuters.
Militer Ukraina mengatakan sebelumnya Rusia telah memperkuat pasukannya di daerah Bakhmut dan menembaki pemukiman di sekitar kota. Analis militer Ukraina Oleh Zhdanov mengatakan pasukan Rusia telah membuat celah di antara desa-desa itu ketika mereka mencoba memotong jalan ke barat menuju Chasiv Yar.
"Selama beberapa hari terakhir, tentara kami memukul mundur lebih dari 60 serangan musuh," kata militer mengacu pada Bakhmut dan daerah timur terdekat, menambahkan bahwa pasukan Ukraina menangkis serangan Rusia di desa Yadhidne dan Berkhivka, di pendekatan utara ke Bakhmut.
2. Putin Resmi Teken UU Keluar Perjanjian Pembatasan Senjata Nuklir
Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang (UU) yang secara resmi menangguhkan partisipasi Rusia dalam perjanjian pengurangan senjata nuklir (New START), Selasa.
Putin pekan lalu memang telah mengatakan akan membekukan perjanjian itu seraya menyebut Barat berusaha menghancurkan Rusia dan makin menambah eksalasi ketegangan di konflik Ukraina.
"Federasi Rusia menangguhkan perjanjian antara federasi Rusia dan AS," bunyi penjelasan UU tersebut, dikutip dari CNN International.
"Tentang langkah-langkah untuk pengurangan lebih lanjut dan pembatasan senjata ofensif strategis, yang ditandatangani di Praha pada 8 April 2010," tambahnya.
Hal sama juga dibenarkan Kementerian Luar Negeri Rusia. Namun, Kemlu tetap menegaskan Moskow akan terus menghormati batas yang ditetapkan dalam perjanjian itu.
Lembaga itu juga mengatakan penangguhan perjanjian oleh Putin bisa "dibatalkan". Dalam aturannya Presiden Rusia adalah orang yang dapat membuat keputusan untuk melanjutkan partisipasi negara dalam perjanjian tersebut.
Perlu diketahui New START adalah perjanjian yang terakhir dari rangkaian panjang perjanjian nuklir antara AS dan Rusia, yang sebelumnya memiliki nama Uni Soviet. Ini membatasi jumlah senjata nuklir jarak antarbenua yang dapat dimiliki oleh AS dan Rusia.
New START terakhir diperpanjang pada awal 2021 selama lima tahun. Ini berarti kedua belah pihak harus segera mulai menegosiasikan perjanjian kontrol senjata lainnya.
3. Drone Terobos Wilayah Moskow
Drone Ukraina dilaporkan menembus Moskow. Di saluran Telegram milik gubernur wilayah setempat disebut bagaimana sebuah drone Ukraina telah jatuh di dekat Kolomna di wilayah Moskow Rusia.
"Ini terjadi di dekat desa Gubastovo, targetnya mungkin fasilitas infrastruktur sipil," kata Gubernur Andrey Vorobyov dikutip CNN International.
"FSB dan otoritas kompeten lainnya sedang menangani situasi tersebut," tambahnya seraya menyebut tak ada korban dan kerusakan.
Kantor berita negara Rusia, RIA Novosti, juga memosting foto drone tersebut. Sayangnya tak ada keterangan pasti kapan hal itu terjadi.
Drone yang meluncur tampak menyerupai pesawat tanpa awak serang UJ-22 buatan Ukraina. Ini memang mampu menempuh jarak hingga 800 kilometer (km).
Sementara itu, kemarin, Kementerian Pertahanan Rusia juga melaporkan sistem peperangan elektroniknya telah menekan drone Ukraina yang mencoba menyerang Krasnodar dan tetangganya Adygea di barat daya Rusia.
4. Tembakan di Dekat Pembangkit Nuklir
Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional Rafael Mariano Grossi memperbarui kekhawatirannya tentang tembakan artileri berat di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia Ukraina.
Grossi mengatakan situs tersebut, yang merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, untuk sementara kehilangan daya di 'satu-satunya saluran listrik cadangan yang tersisa'.
Ia mengatakan bahwa inspektur IAEA di lokasi mendokumentasikan setidaknya 20 ledakan pada hari Senin. Ia juga menyatakan keprihatinan tentang inspektur IAEA di fasilitas tersebut yang belum dapat dirotasi dari pekerjaan di sana.
"Seharusnya tim sudah diganti hampir sebulan lalu," katanya.
5. Ukraina Bela China
Ukraina tiba-tiba membela China. Badan intelijen utama Ukraina mengatakan bahwa mereka belum melihat bukti bahwa China setuju untuk memasok senjata ke Rusia.
"Tidak ada tanda-tanda bahwa China akan setuju untuk mengirim senjata apa pun ke Federasi Rusia," kata Kyrylo Budanov, kepala Direktorat Intelijen Utama Kementerian Pertahanan Ukraina, dalam sebuah wawancara dengan Voice of America.
"Sampai sekarang, saya tidak berpikir China akan menyetujui transfer senjata ke Rusia. Saya tidak melihat tanda-tanda bahwa hal-hal seperti itu sedang dibahas," kata Budanov.
Ia menambahkan bahwa sebagian besar senjata yang dikirim untuk membantu perang Kremlin di Ukraina berasal dari Iran. Rusia memang diketahui memakai drone Kamikaze Iran dalam beberapa serangan mematikan.
6. Bukti Baru Pelanggaran Perang Rusia
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membeberkan bukti baru pelanggaran perang Rusia. Mantan komedian itu mengatakan dia berbicara dengan jaksa Pengadilan Kriminal Internasional, Karim Khan, tentang 'kejahatan mengerikan yang dilakukan oleh penjajah Rusia di wilayah Ukraina'.
"Tidak ada kejahatan yang dilakukan oleh pasukan Rusia yang tidak dihukum dan mereka yang bersalah harus diadili," kata Zelensky di saluran Telegram resminya, menurut terjemahan NBC News.
"Sejak hari pertama invasi besar-besaran ke Rusia, negara kami telah merasakan dukungan dari Pengadilan Kriminal Internasional," tambah Zelenskyy.
"Penting bagi kami untuk mendengar sinyal dukungan dan pentingnya keadilan. Sehingga kejahatan mengerikan seperti itu tidak bisa terulang lagi di masa depan, bahkan secara teoritis sekalipun," ujarnya.
Awal bulan ini, jaksa agung Ukraina, Andriy Kostin, mengatakan bahwa otoritas regional telah mencatat lebih dari 65.000 kejahatan perang Rusia sejak Moskow menginvasi Ukraina lebih dari setahun yang lalu.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 9 Bulan Perang, Ini 5 Fakta Baru Pertempuran Rusia-Ukraina
