
Tolong, Pak Jokowi... Jutaan Orang RI Terancam Jatuh Miskin

Bhima mengatakan harga bahan pangan Indonesia memang mudah bergejolak, terutama cabai dan sayur-mayur. Persoalan cuaca hingga jalur distribusi kerap melambungkan harga pangan di Indonesia. Namun, dia berharap pemerintah mencari solusi lain dalam menangani inflasi kelompok volatile.
"Jangan terjebak masalah cuaca. Rantai distribusi cabai itu kan panjang. Bisa lah diperpendek untuk menstabilkan pasokan karena cabai cepat busuk," tuturnya.
Bhima juga berharap pemerintah bisa meningkatkan peran kepala daerah dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bisa memaksimalkan peran dengan berbagi informasi mengenai pasokan cabai di masing-masing daerah.
"Jadi bukan hanya mekanisme pasar saja yang bekerja. Pemda dan TPID juga harus berbagi peran," ujarnya. Menurut BPS, rantai distribusi cabai di Indonesia merupakan salah satu yang terpanjang dan rumit di antara kelompok pangan strategis lainnya.
![]() Pola distribusi cabai |
Distribusi tersebut melibatkan banyak pelaku usaha distribusi perdagangan baik yang termasuk pada level pedagang besar (distributor, sub-distributor, pedagang pengepul, agen, dan pedagang grosir) maupun yang termasuk pada level pedagang eceran (supermarket/swalayan dan pedagang eceran).
Peneliti dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran mengingatkan kenaikan harga pangan akan menaikkan porsi pengeluaran konsumsi masyarakat. Kenaikan harga pangan juga akan menekan daya beli masyarakat miskin karena sebagian besar penghasilannya akan habis untuk kebutuhan pangan yang mahal.
"Ini juga akan berdampak pada nutrisi mereka karena masyarakat cenderung memilih makanan yang mengenyangkan dan murah, namun belum tentu bernutrisi untuk tubuh," ujar Hasran, kepada CNBC Indonesia.
Hasran meminta pemerintah untuk fokus dalam memastikan ketersediaan pangan yang cukup di pasar sehingga dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat terutama mereka yang berpenghasilan rendah. Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana mengingatkan kenaikan harga pangan masih rawan terjadi. Pasalnya, harga makanan jadi saat ini belum mencerminkan kondisi sesungguhnya karena produsen belum mentransmisikan seluruhnya harga bahan mentah ke produk jadi.
"Harga minyak mentah yang tinggi akan mendorong kenaikan harga makanan. Namun kelihatannya belum seluruhnya tertansmisi ke makanan jadi," ujarnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]