
NATO Bakal Tekan Erdogan soal Swedia & Finlandia, Berani?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO akan mendesak Turki untuk mencabut vetonya yang menjegal langkah Swedia dan Finlandia bergabung dengan aliansi tersebut. Hal itu akan ditegaskan dalam pertemuan puncak konferensi tingkat tinggi (KTT) di Madrid yang berlangsung pada 28-30 Juni 2022.
Para pemimpin NATO akan mendesak Presiden Turki Tayyip Erdogan untuk mencabut hak vetonya tersebut. Pasalnya, seluruh suara anggota NATO diperlukan sebagai persetujuan bergabungnya negara baru.
Adapun, serangan Rusia ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari lalu telah memicu perubahan geopolitik ketika negara-negara netral seperti Finlandia dan Swedia berusaha untuk bergabung dengan NATO dan Ukraina yang telah secara resmi menjadi kandidat untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Jika diterima, masuknya Finlandia dan Swedia ke dalam NATO akan membawa perluasan aliansi yang ingin dicegah oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Saya pikir itu mengirimkan pesan penting kepada Putin dan saya pikir itu akan benar-benar memperkuat aliansi secara signifikan," kata Senator AS Angus King setelah melakukan perjalanan ke Finlandia, Latvia, dan Turki, dilansir Reuters, Senin (27/6/2022).
Di sisi lain, Turki secara tegas menolak dua negara tersebut untuk bergabung dengan NATO. Hal itu disebabkan pandangan Erdogan yang menilai Helsinki dan Stockholm mendukung organisasi teroris seperti militan Kurdi dan embargo senjata di Ankara.
![]() Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. AP/ |
Seorang pejabat pemerintah Turki yang terlibat dalam pembicaraan antarketiga negara dan Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada Reuters bahwa akan sulit untuk mencapai kesepakatan di KTT, mengatakan bahwa Swedia dan Finlandia harus terlebih dahulu mengatasi masalah Turki.
"Ada pertemuan, tapi sayangnya langkah-langkah yang kami harapkan tidak diambil," kata pejabat itu.
Adapun, sikap Erdogan telah terbukti populer di dalam negeri sebelum pemilihan presiden pada Juni 2023 ketika ia berusaha untuk menantang dominasi AS dan Eropa.
Dalam beberapa pekan terakhir, dia telah mengancam lebih banyak operasi militer di Suriah utara, memicu ketegangan dengan sesama anggota NATO, Yunani, dan menolak untuk bergabung dengan sanksi Barat terhadap Rusia atas perang di Ukraina.
"Saya pikir hampir tidak ada kemungkinan bahwa masalah ini akan diselesaikan di KTT Madrid," kata Soner Cagaptay, seorang analis Turki di Institut Washington.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2 Negara Ini Mau Gabung NATO, Erdogan Nyatakan Sikap Menolak