Internasional
Erdogan Restui Finlandia Gabung NATO, Bagaimana Nasib Swedia?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan parlemen Turki akan mulai meratifikasi aksesi Finlandia ke NATO. Hal tersebut menjadi terobosan untuk memperbesar aliansi pertahanan Barat saat perang berkecamuk di Ukraina, meskipun belum ada kejelasan bagi Swedia.
Berbicara di Ankara bersama timpalannya dari Finlandia Sauli Niinisto, Erdogan mengatakan Helsinki telah memenangkan restu Turki setelah mengambil langkah nyata untuk menepati janjinya. Hal itu terkait sikap terhadap teroris dan pembebasan ekspor pertahanan.
Ketiga negara menandatangani kesepakatan di Madrid tahun lalu untuk menetapkan langkah-langkah untuk mengatasi kekhawatiran Turki atas aksesi, tetapi Ankara mengatakan Swedia belum melangkah cukup jauh.
Erdogan berbicara melalui telepon dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan mengatakan Turki bertekad untuk melanjutkan pembicaraan dengan Swedia, dengan kemajuan yang terkait langsung dengan langkah konkret yang diambil.
Adapun, seluruh 30 anggota NATO harus meratifikasi pendatang baru. Finlandia akan mewakili perluasan pertama sejak Makedonia Utara bergabung dengan pakta trans-Atlantik pada 2020.
"Kami telah memutuskan untuk memulai ratifikasi proses aksesi Finlandia ke NATO di parlemen kami," kata Erdogan kepada wartawan setelah bertemu dengan Niinisto, Jumat (17/3/2023), dilansir Reuters.
Dia menambahkan berharap parlemen akan mendukung tawaran itu sebelum pemilihan presiden pada 14 Mei.
Niinisto mengatakan dia menyambut keputusan itu dan menyebutnya "sangat penting" bagi Finlandia, yang memiliki perbatasan panjang dan terpencil dengan Rusia. Dia menambahkan penting juga bahwa tetangga Swedia juga bergabung dengan aliansi tersebut.
Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom mengatakan Swedia masih berharap untuk diterima di NATO pada saat pertemuan aliansi di Vilnius pada Juli.
"Mitra kami mendukung kami, baik dalam memastikan bahwa kami dapat menjadi anggota NATO sesegera mungkin, dan dalam memastikan keamanan kami sampai kami menjadi anggota penuh," katanya.
"Pertanyaannya adalah kapan Swedia menjadi anggota, bukan jika."
Adapun dukungan Turki terhadap Swedia nyaris hilang setelah kasus pembakaran Alquran beberapa waktu lalu. Kini, negara tersebut berharap Erdogan melunak.
[Gambas:Video CNBC]
Gawat! Erdogan Tebar Ancaman Rudal ke Tetangga NATO
(luc/luc)