
Mau Gabung NATO, Ini Syarat Erdogan untuk Swedia & Finlandia

Jakarta, CNBC Indonesia - Turki secara lantang menolak Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Adapun, kedua negara itu telah mengajukan permohonan untuk bergabung secara resmi pada Rabu (18/5/2022).
Kendati demikian, dalam pernyataannya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tampaknya membuka sedikit peluang untuk menyepakati kedua negara tersebut bergabung dengan NATO.
Menurutnya, kedua negara itu tak perlu berharap akan mendapat 'restu' dari Turki tanpa mengembalikan sejumlah orang yang dianggap sebagai teroris ke Turki untuk diadili.
Ankara mengatakan Swedia dan Finlandia menampung orang-orang yang terkait dengan kelompok yang dianggap teroris, yaitu kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan pengikut Fethullah Gulen, yang dituduh Turki mengatur upaya kudeta pada 2016.
"Kami memiliki sensitivitas seperti melindungi perbatasan kami dari serangan oleh organisasi teroris," kata Erdogan kepada anggota parlemen dari Partai AK yang berkuasa di parlemen, dikutip Reuters, Kamis (19/5/2022).
Erdogan mengatakan sekutu NATO tidak pernah mendukung Turki dalam perangnya melawan kelompok militan Kurdi, termasuk YPG Kurdi Suriah, yang juga dipandang Ankara sebagai kelompok teroris yang terkait erat dengan PKK.
Adapun, Swedia dan Finlandia belum memberikan persetujuan untuk memulangkan 33 orang yang diminta Turki.
"Jadi Anda tidak akan mengembalikan teroris kepada kami, tetapi Anda meminta kami untuk menjadi anggota NATO? NATO adalah entitas untuk keamanan, sebuah organisasi untuk keamanan. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengatakan 'ya' kepada organisasi keamanan ini yang dirampas keamanannya," tegas Erdogan.
Kepala penasihat kebijakan luar negeri Erdogan Ibrahim Kalin telah mengadakan panggilan telepon dengan rekan-rekannya dari Finlandia, Swedia, dan Amerika Serikat. Kalin mengatakan kemajuan dalam permohonan dua negara Nordik untuk bergabung dengan NATO hanya akan mungkin jika langkah-langkah solid diambil untuk mengatasi masalah keamanan nasional Turki.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2 Negara Ini Mau Gabung NATO, Erdogan Nyatakan Sikap Menolak