Ngeri! BI Sudah Sebut Soal 'Hantu' Stagflasi

Romys B, CNBC Indonesia
Kamis, 23/06/2022 14:16 WIB
Foto: Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Juni 2022

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan risiko stagflasi di perekonomian dunia adalah hal yang nyata. Stagflasi dicerminkan oleh inflasi yang tinggi tetapi pertumbuhan ekonomi tertahan.

Perry Warjiyo, Gubernur BI, menyebut perekonomian global diwarnai risiko meningkatnya inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah. Dari sisi inflasi, kenaikan harga disebabkan oleh konflik Rusia-Ukraina yang menyebabkan pengenaan sanksi serta pemberlakuan kebijakan zero tolerance terhadap penyebaran virus corona di China. 

Plus, lanjut Perry, berbagai negara juga melakukan kebijakan proteksionisme (terutama pangan) untuk melindungi kepentingan dalam negeri masing-masing. "Ini menahan perbaikan gangguan rantai pasokan global," katanya dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Juni 2022, Kamis (23/6/2022).


Untuk meredam tekanan inflasi, tambah Perry, bank sentral di berbagai negara melakukan pengetatan kebijakan moneter secara agresif. "Ini berpotensi menahan pemulihan perekonomian global dan mendorong peningkatan risiko stagflasi," tegasnya.

Pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara, menurut Perry, diperkirakan lebih rendah. Perkembangan tersebut berdampak kepada ketidakpastian global dan mata uang negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.


(aji/aji)
Saksikan video di bawah ini:

Video: UMKM Online di Bawah 500 Juta Bebas Pajak