
Ngeri! BI Sudah Sebut Soal 'Hantu' Stagflasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan risiko stagflasi di perekonomian dunia adalah hal yang nyata. Stagflasi dicerminkan oleh inflasi yang tinggi tetapi pertumbuhan ekonomi tertahan.
Perry Warjiyo, Gubernur BI, menyebut perekonomian global diwarnai risiko meningkatnya inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah. Dari sisi inflasi, kenaikan harga disebabkan oleh konflik Rusia-Ukraina yang menyebabkan pengenaan sanksi serta pemberlakuan kebijakan zero tolerance terhadap penyebaran virus corona di China.
Plus, lanjut Perry, berbagai negara juga melakukan kebijakan proteksionisme (terutama pangan) untuk melindungi kepentingan dalam negeri masing-masing. "Ini menahan perbaikan gangguan rantai pasokan global," katanya dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Juni 2022, Kamis (23/6/2022).
Untuk meredam tekanan inflasi, tambah Perry, bank sentral di berbagai negara melakukan pengetatan kebijakan moneter secara agresif. "Ini berpotensi menahan pemulihan perekonomian global dan mendorong peningkatan risiko stagflasi," tegasnya.
Pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara, menurut Perry, diperkirakan lebih rendah. Perkembangan tersebut berdampak kepada ketidakpastian global dan mata uang negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gubernur BI: Beberapa Negara Resesi, Dunia Menuju Stagflasi