Pantas, Tantangan Berat Ini yang Bikin Jokowi Was Was...

Maesaroh & Maesaroh, CNBC Indonesia
Senin, 14/03/2022 15:12 WIB
Foto: Dok BNI

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Indonesia pada tahun ini semula diharapkan bisa tumbuh 5,2%. Namun, jalan terjal dan rintangan berat diperkirakan membuat ekonomi Indonesia tumbuh di bawah target.

Ancaman inflasi, kenaikan harga pangan, kenaikan harga energi, pengetatan kebijakan The Fed, perang, hingga pandemi membayangi ekonomi Indonesia bahkan ketiga baru masuk bulan ketiga.


Banyaknya rintangan pada tahun ini membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani pada 23 Februari 2022 "menurunkan" proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi dengan kisaran 4,8-5,5%. Sri Mulyani menyebut pemulihan ekonomi masih berjalan on the track meskipun ada ancaman varian Omicron.


Namun, peta perekonomian global berubah drastis saat Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari. Dengan cepat,serangan tersebut membuat harga komoditas meroket. Tidak hanya energi, komoditas harga pangan juga melonjak drastis mengingat Rusia dan Ukraina adalah pemasok bahan pangan dunia, terutama gandum.

Kenaikan harga komoditas ini akan berimplikasi besar terhadap perdagangan, inflasi, serta APBN Indonesia.


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AMRO Ungkap Risiko Pembengkakan Rasio Utang RI Terhadap PDB

Pages