Macro Insight

Ekonomi Era SBY VS Jokowi Sangat Timpang, Nih Penyebabnya!

Tim Riset, CNBC Indonesia
09 February 2023 08:00
Sangat Timpang! Ini Data PDB per Kapita RI Era SBY Vs Jokowi
Foto: infografis/Sangat Timpang! Ini Data PDB per Kapita RI Era SBY Vs Jokowi/Aristya Rahadian
  • Perkembangan jaman dan teknologi ikut mengubah peran lapangan usaha pada struktur Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia
  • Pertumbuhan industri pengolahan serta sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan melandai pada era Presiden Jokowi
  • Melandainya pertumbuhan industri pengolahan berdampak besar terhadap struktur PDB dan penambahan buruh yang terus turun

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan industri pengolahan serta sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan terus melandai di era Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Merujuk Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata pertumbuhan industri pengolahan pada era Presiden Jokowi (2015-2022) mencapai 3,3%. Sumbangan industri pengolahan pada pembentukan PDB sepanjang periode tersebut mencapai 19,84%.

Sebagai catatan, periode 2015-2022 adalah masa di mana Presiden Jokowi memerintah secara penuh. Pada 2014, Jokowi hanya memimpin Indonesia selama kurang lebih tiga bulan setelah dilantik pada Oktober 2014.

Industri yang tumbuh paling pesat di era Jokowi adalah makanan dan minuman (6,3%), industri kimia, farmasi, dan obat tradisional (5,6%), dan industri mesin dan perlengkapan (4,5%).

Industri kimia, farmasi, dan obat tradisional sempat tumbuh di atas 9% pada 2020 dan 2021 setelah pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan rata-rata tumbuh 3,1% pada 2015-2022.  Pertumbuhan tertinggi ada pada perikanan yakni 4,8% disusul kemudian dengan peternakan 3,8%. Sumbangan sektor tersebut pada struktur PDB pada periode 2015-2022 mencapai 13,13%.




Sebagai perbandingan, rata-rata pertumbuhan industri pengolahan pada delapan tahun pertama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (2005-2013) mencapai 4,5%.

Pertumbuhan tertinggi ada pada sektor alat angkutan, mesin dan peralatannya yakni 7,6% disusul dengan makanan, minuman, dan tembakau yakni 5,5%. 

Pertumbuhan yang tinggi juga berdampak besar juga terhadap kontribusi industri pengolahan terhadap struktur PDB. Pada periode 2005-2012, sumbangan industri pengolahan kepada PDB nasional mencapai 26,2%.

Sektor pertanian, peternakan, dan kehutanan pada era SBY rata-rata tumbuh 3,6%. Sumbangan ke PDB mencapai 14,3%.

Yang menarik, pertumbuhan industri tekstil dan pakaian jadi ataupun industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki sebenarnya lebih tinggi di era Jokowi, yakni di kisaran 2,4-3,9%. Sebaliknya, di era Presiden SBY hanya 1,2%.

Baik industri pengolahan maupun pertanian, kehutanan, dan perikanan sama-sama memegang peran besar dalam menopang pertumbuhan.

Sektor industri pengolahan sangat penting dalam menciptakan lapangan kerja serta mempercepat Indonesia menjadi negara maju. Sementara itu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan masih menjadi sumber utama bagi masyarakat Indonesia.

Jumlah pekerja di sektor tersebut per Agustus 2022 tercatat 38,7 juta orang atau 28,61% dari total pekerja di Indonesia.

Terus melandainya pertumbuhan industri pengolahan berdampak besar terhadap penambahan buruh/karyawan di industri pengolahan.

Per Februari 2005 atau awal pemerintahan SBY, jumlah tenaga kerja di sektor industri tercatat 11,65 juta. Pada Agustus 2012 atau delapan tahun kemudian, jumlah buruh bertambah menjadi 15,62 juta. Terdapat penambahan 3,96 juta pada rentang waktu tersebut atau 34%.

Pada Februari 2015, buruh di sektor industri tercatat sebesar 15,25 juta sementara pada Agustus 2022 tercatat 19,17 juta. Ada penambahan sekitar 3,92 juta pekerja pada periode tersebut atau 25,7%.

Dalam rentang waktu lima tahun terakhir, perkembangan teknologi berkembang sangat pesat. Menjamurnya perdagangan online dan layanan transportasi online merupakan fenomena yang berkembang pesat di era Jokowi.

Kondisi ini berdampak besar terhadap pertumbuhan sejumlah sektor. Di antaranya adalah jasa pengangkutan, informasi, dan pergudangan.

Dalam delapan tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan sektor transportasi dan pergudangan adalah 5,5% sementara sektor informasi dan komunikasi di angka 8,7%.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular