
Pantas, Tantangan Berat Ini yang Bikin Jokowi Was Was...

Perhitungan Bank Mandiri menunjukkan 10% peningkatan harga listrik menyebabkan kenaikan 0,4 poin persentase (ppt) pada laju inflasi. Asumsi 10% peningkatan harga BBM (bensin dan diesel) menyebabkan kenaikan 0,4 ppt pada laju inflasi.
Asumsi 10% peningkatan BBM Rumah Tangga menyebabkan kenaikan 0,2 ppt pada laju inflasi. Asumsi 10% peningkatan harga minyak goreng menyebabkan kenaikan 0,1 ppt pada laju inflasi.
Sementara itu, setiap 1% peningkatan pada laju inflasi akan mengurangi pertumbuhan ekonomi sebesar -0,21%.
Ekonom UOB Enrico Tanuwidjaja memperkirakan setiap 1 ppt kenaikan inflasi maka akan menurunkan pertumbuhan 0,08 ppt. UOB sudah merevisi proyeksi inflasi mereka untuk tahun ini menjadi 3,3% dari sebelumnya 2,4%. Kenaikan inflasi juga membuat mereka menurunkan proyeksi pertumbuhan menjadi 4,6-5,0% dari 4,7-5,3% pada tahun ini.
Seolah belum selesai, inflasi masih menghadapi ancaman dari kenaikan PPN mulai April. Kenaikan tersebut akan berdampak langsung terhadap harga karena peningkatan tarif langsung dibebankan kepada masyarakat. Padahal, tanpa kenaikan PPN, inflasi diperkirakan tinggi di April karena pada bulan tersebut ada momen Puasa.
Lonjakan harga ini sudah membuat Presiden Joko Widodo was-was. "Harga minyak dunia naik dua kali lipat, belum gas, belum lagi kelangkaan pangan, yang menyebabkan harga-harga juga akan melonjak," kata Jokowi dalam Pengarahan kepada Gubernur-gubernur di Hotel Novotel Balikpapan, Senin (14/3/2022).
Di sektor moneter, inflasi juga bisa membuat Bank Indonesia mempercepat kenaikan suku bunga. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berkali-kali menegaskan BI hanya akan menaikkan suku bunga jika sudah ada tanda-tanda tekanan inflasi. Sejauh ini, kata Perry, inflasi memang belum akan mengalami tekanan, dan diperkirakan masih dalam kisaran 3%.
Sebagai catatan, inflasi Indonesia pada tahun 2020 hanya tercatat 1,68% sementara pada tahun 2021 tercatat 1,87%. Inflasi melorot tajam karena lemahnya daya beli akibat pandemi.
Jika BI menaikkan suku bunga, kondisi tersebut dikhawatirkan akan semakin menurunkan pertumbuhan karena melemahnya pertumbuhan kredit.
Kenaikan inflasi juga bisa mengurangi daya tarik surat utang Indonesia karena menyempitnya bunga real buat investor.