
Pantas, Tantangan Berat Ini yang Bikin Jokowi Was Was...

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menyebutkan dari sejumlah persoalan berat yang harus dihadapi Indonesia pada tahun ini, inflasi menjadi momok utama.
Inflasi tahun ini bisa melonjak karena dirongrong sejumlah persoalan dari pengetatan kebijakan moneter, kenaikan harga energi dan pangan, kesulitan pasokan bahan pangan karena perang, kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), persoalan logistik, serta pemulihan ekonomi.
"Inflasi yang akan menjadi tantangan karena meningkatkan kebutuhan subsidi, menurunkan daya beli masyarakat, dan dapat memicu Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuan lebih cepat di mana ini kurang favorable untuk kegiatan investasi," tutur Faisal, kepada CNBC Indonesia.
Inflasi sudah meroket sejak November tahun lalu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi November (month-to month/mtm) 2021 berada di angka 0,37%. Torehan ini termasuk sangat tinggi mengingat November, secara historis, adalah bulan di mana Indonesia mencatatkan inflasi rendah.
Namun, mahalnya cabai membuat inflasi Indonesia meningkat. Harga cabai merah masih menjadi momok inflasi di bulan Desember hingga inflasi di bulan tersebut menyentuh level 0,57%. Di bulan Desember, harga cabai sudah menembus Rp 100.000/kg.
Habis lonjakan cabai terbitlah kenaikan harga minyak goreng dan kedelai. Harga minyak goreng menjadi sangat mahal sejak Desember hingga menembus di atas Rp 22.000/kg. Minyak goreng bahkan terus menjadi pengungkit inflasi hingga Februari karena kelangkaan pasokan. Sementara itu, harga kedelai yang terus melonjak membuat produsen tempe dan tahu mogok di pertengahan Februari.
Inflasi masih bertahan tinggi di Januari yakni menyentuh 0,56%. Pada Februari, Indonesia memang mencatatkan deflasi karena harga-harga yang sudah naik drastis di bulan sebelumnya.
Bank Mandiri memperkirakan inflasi masih akan bergerak naik ke depan, terutama jika ada kenaikan harga BBM dan listrik.
(mae/mae)