
Pemkot Malang Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 4,5% di 2022

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Kota Malang menargetkan pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut akan mencapai 4,5% sepanjang 2022. Target ini ditetapkan setelah Pemkot Malang berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah masa sulit akibat pandemi pada 2021.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Kota Malang pada 2021 terkontraksi 0,26%. Tingkat penurunan ini jauh lebih rendah dibanding daerah lain di sekitar kawasan Malang Raya.
"Kenapa kami bisa antisipasi? Karena kami lakukan survei di 2020 demand apa yang terkontraksi dan sesungguhnya bisa dikuatkan sehingga bisa balance. Maka ketika itu kami temukan ada demand yang naik 123% berkaitan dengan makanan siap saji yang basisnya online. Maka kami gerakkan UMKM agar sadar ayo online, online, online," kata Wali Kota Malang Sutiaji kepada CNBC Indonesia.
Berkat survei dan penggunaan data yang tepat guna, Malang Raya berhasil meredam dampak negatif pandemi terhadap perekonomian. Pemkot Malang juga gencar melakukan terobosan dengan menggandeng bank-bank BUMN, BPD, serta berbagai pihak untuk membantu digitalisasi transaksi keuangan.
Kolaborasi dan pemanfaatan data yang baik ini membuat Pemkot Malang optimistis angka pertumbuhan ekonomi pada 2022 bisa mencapai minimal 4,5%.
Sutiaji mengatakan jika disamakan dengan posisi normal atau tidak ada pandemi, pertumbuhan ekonomi 4,5% pada 2022 bisa disejajarkan dengan kenaikan 7% di era sebelum Covid-19.
"Sektor yang kami kuatkan adalah e-commerce, UMKM semakin menggeliat, hampir setiap hari saya endorse produk-produk lokal dan rupanya dari sini masyarakat akhirnya cinta produk lokal. Kedua, kami ada gerakan setiap Jumat: ASN Sobo Pasar. Jadi kami ajak ASN untuk membelanjakan uangnya ke pasar rakyat atau tradisional," tuturnya.
Selain itu, saat awal pandemi terjadi tingkat pengangguran di Kota Malang sempat melonjak drastis. Akan tetapi, saat ini penurunan tingkat pengangguran terus terjadi. Terkini, data Pemkot Malang menunjukkan ada pengurangan 2.500 jumlah pengangguran di daerah tersebut.
Pemkot Malang percaya ke depannya tingkat pengangguran di Malang bisa terjaga sesuai target dalam RPJMD sebesar 4%. Menurut Sutaji, saat ini ia berharap tingkat inflasi di Malang bisa meningkat. Harapan ini muncul karena Sutaji percaya kenaikan inflasi yang terkontrol menandakan pulihnya daya beli masyarakat.
"BPS kemarin publikasi YoY kami (inflasi) sudah di angka 0,52%, tertinggi se-Jawa Timur dari semua sektor. Sektor-sektornya terangkat dan saya lihat ke bawah daya beli masyarakat mulai tumbuh. Ini artinya terus kami support namanya masyarakat kita yang dapat bantuan sosial kami kuatkan, APBD kami geliatkan, sehingga uang untuk rakyat yang nikmati rakyat dan ini akan berdampak pada bagaimana sektor-sektor ekonomi riil akan lebih kuat," katanya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid 90% Tanpa Gejala, Dinkes Malang Minta Warga Disiplin