Internasional

Awas! 'Anak Omicron' Makin Menyebar, Ini Pesan dari WHO

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
08 February 2022 07:30
Waspada RI! Omicron 'Siluman' BA.2 Muncul, Lebih Berbahaya?
Foto: infografis/Waspada RI! Omicron 'Siluman' BA.2 Muncul, Lebih Berbahaya?/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, sub varian BA.2 dari virus corona varian Omicron masih sulit untuk diidentifikasi. Padahal penyebaran 'anak Omicron' ini sudah meluas di berbagai negara di dunia.

Ilmuwan WHO Dr Nicksy Gumede-Moeletsi menjelaskan BA.2 kadang gagal diteliti dengan tes yang biasa dilakukan untuk membedakan Omicron dengan varian lain. Sehingga, WHO masih bekerja sama dengan laboratorium untuk mendapatkan gambaran tepat tentang penyebaran subvariant tersebut.

"Kami sangat prihatin (dengan penyebarannya)," kata Gumede-Moeletsi, dikutip Reuters.

Tidak hanya disebut sebagai 'anak Omicron', BA.2 juga dijuluki 'Omicron Siluman' karena tidak memiliki gen target yang hilang, yang sama dengan varian Omicron asli. BA.1, Omicron asli, lebih bisa diketahui karena strain itu kehilangan satu dari tiga gen target yang digunakan dalam tes PCR umum.

"Data awal menunjukkan BA.2 memiliki sedikit peningkatan dalam tingkat pertumbuhan dibandingkan BA.1, versi pertama dari varian Omicron," kata Maria Van Kerkhove, ahli epidemiologi dan pimpinan teknis WHO untuk pandemi virus corona, dikutip dari Al Jazeera.

"Tidak ada indikasi bahwa ada perubahan tingkat keparahan pada sub-varian BA.2," tambahnya.

WHO juga mengatakan bahwa subvarian ini berpotensi lebih menular dibandingkan dengan BA.1 atau Omicron biasa. Lembaga itu menyebut masih banyak ruang bagi BA.2 untuk menular lebih jauh dikarenakan beberapa negara yang setengah angka infeksi Omicronnya disumbangkan oleh subvarian ini.

Selain itu, WHO juga mengatakan Omicron, yang menyumbang lebih dari 93% dari semua spesimen virus corona yang dikumpulkan dalam sebulan terakhir. Memiliki beberapa sub-garis keturunan: BA.1, BA.1.1, BA.2 dan BA.3.

Versi pertama yang diidentifikasi sebagai BA.1 dan BA.1.1 masih mencakup lebih dari 96% dari semua kasus Omicron yang diserahkan ke GISAID, mengacu pada basis data pelacakan virus publik. Namun, lembaga tersebut mencontohkan, di beberapa bagian Eropa dan Asia, BA.2 sudah mulai menyebar lebih cepat dari BA.1.

Sejak awal Februari 2022, subvarian ini telah terdeteksi di 57 negara. Terbaru, BA.2 ditemukan di lima negara Afrika. Yaitu Botswana, Kenya, Malawi, Senegal serta Afrika Selatan yang saat ini masih melakukan penelitian lanjutan untuk berusaha mengekang subvarian virus itu.

Peneliti Institut Nasional untuk Penyakit Menular, Michelle Groome, mengatakan BA.2 menyumbang 23% dari 450 sampel dari Januari yang diurutkan oleh jaringan pengawasan genom negara-negara tersebut. Meski begitu, Omicron biasa atau BA.1 masih berkontribusi 75% atas infeksi corona negara itu.

Hingga saat ini, Groome menyebutkan bahwa belum ada tanda yang jelas bahwa BA.2 secara substansial berbeda dari strain Omicron asli. Pihaknya berjanji akan terus mengamati subvarian ini sampai mendapatkan kesimpulan yang jelas.

"Pada tahap ini, tidak ada indikasi bahwa akan ada ... perbedaan antara sub-garis keturunan Omicron yang berbeda ini. Seperti yang kita lihat dengan Delta, ada banyak garis keturunan dan kami tidak melihat banyak perbedaan di antara mereka. Meski begitu kami akan terus memantau," imbuhnya.


(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Bawa Kabar tak Sedap soal "Anak" Omicron, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular