
WNI Hati-hati ke AS, Ada Warning Covid Meledak karena Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus Covid-19 Amerika Serikat (CDC) diprediksi akan kembali mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dikarenakan berkembangkan varian baru Omicron BA.2.
Ramalan itu tak dikeluarkan orang sembarangan melainkan ahli virologi terkemuka dunia, Kepala Pusat Pengendalian Penyakit Menular AS CDC, Dr Anthony Fauci. Ia mengatakan BA.2 sekitar 50% hingga 60% lebih mudah menular daripada Omicron biasa.
"Itu memang meningkatkan kemampuan transmisi. Varian tersebut telah menyebabkan kasus meningkat di China dan sebagian Eropa. Diperkirakan menyumbang sekitar 25% atau 30% dari kasus baru di AS, tetapi itu bisa menjadi varian paling dominan disini" kata Fauci seperti dilansir CNBC International, Senin (21/3/2022).
Meski begitu, ia menyebut dalam peningkatan penularan ini, jumlah kasus parah tidak akan naik signifikan. Pasalnya beberapa data menyebut kebanyakan dampak infeksi Omicron BA.2 tidak begitu berat.
Ia tetap menghimbau masyarakat AS untuk tidak ragu-ragu untuk menerima suntikan vaksin Covid-19. Menurutnya seluruh kasus infeksi akan menghasilkan gejala yang ringan bila masyarakat telah divaksin.
"Namun, ketika Anda melihat kasusnya, mereka tidak tampak lebih parah dan mereka tampaknya tidak menghindari respons imun baik dari vaksin atau infeksi sebelumnya," tegasnya.
Di AS sendiri jumlah kasus Covid mulai berkurang cukup signifikan. Saat ini rata-rata kasus mingguan berada di angka 30 ribu kasus. Berbeda dengan pertengahan Januari lalu di mana rata-rata kasus harian secara mingguan berada di level 800 ribu.
Sementara itu infeksi Covid-19 akibat BA.2 sudah menunjukkan penularan yang cukup signifikan. Bahkan, infeksi virus ini membuat angka kasus harian di China kembali meledak hingga sekitar 5 ribu kasus.
(sef/sef)
Next Article Resmi! AS Izinkan Semua Warga Suntik Booster Covid-19
