Internasional

Resmi! AS Izinkan Semua Warga Suntik Booster Covid-19

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
21 November 2021 12:21
Joe Biden terima suntikan vaksin Booster. (REUTERS/KEVIN LAMARQUE
Foto: Joe Biden terima suntikan vaksin Booster. (REUTERS/KEVIN LAMARQUE

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat membuat aturan baru. Melalui lembaga pencegahan penyakit (CDC), semua orang berusia 18 tahun ke atas diizinkan melakukan suntik penguat vaksin Covid-19 alias booster, setidaknya enam bulan setelah mereka menerima dosis kedua.

Langkah ini memungkinkan dosis perlindungan ekstra untuk puluhan juta orang Amerika yang divaksinasi penuh dua suntikan. Di AS, lebih dari 195 juta orang divaksinasi penuh.

Namun AS kini terancam kenaikan kasus seiring musim dingin yang datang. Kasus Covid-19 meningkat di beberapa daerah karena efektivitas vaksin menurun dari waktu ke waktu.

"Setelah evaluasi ilmiah yang kritis, keputusan bulat hari ini sudah dipertimbangkan dengan hati-hati setelah melihat keadaan pandemi saat ini. Apalagi data menyebutkan kalau efektivitas vaksin terbaru dari waktu ke waktu, dan peninjauan data keamanan dari orang-orang yang telah menerima seri dan booster vaksin primer COVID-19," kata Direktur CDC Rochelle Walensky dalam sebuah pernyataan Jumat dikutip Reuters Minggu (21/11/2021).

"Tembakan booster telah menunjukkan kemampuan untuk secara aman meningkatkan perlindungan orang terhadap infeksi dan hasil yang parah dan merupakan alat kesehatan masyarakat yang penting untuk memperkuat pertahanan kita terhadap virus saat kita memasuki liburan musim dingin. Berdasarkan bukti yang meyakinkan, semua orang dewasa di atas 18 tahun sekarang harus memiliki akses yang setara ke dosis booster COVID-19."

CDC juga mengatakan orang yang berusia di atas 50 tahun harus mendapatkan suntikan booster. Ini menjadi rekomendasi yang lebih kuat untuk kelompok usia tersebut daripada sebelumny setelah mengizinkan booster untuk 65 tahun ke atas saja dan risiko tinggi.

Sementara itu, wakil presiden program penelitian klinis vaksin perusahaan Dr. John Perez, mengatakan kalau dosis booster Pfizer 95% efektif untuk mencegah infeksi simtomatik pada orang yang tidak memiliki bukti infeksi sebelumnya dalam uji klinis 10.000 peserta berusia 16 tahun ke atas. Sementara itu, Moderna tidak mengirimkan data kemanjurannya untuk boosternya, memberi tahu panel bahwa pihaknya masih mengumpulkan data.

"Perlindungan keseluruhan tetap tinggi untuk penyakit parah dan rawat inap dan memudarnya [keefektifan] tampaknya kurang menonjol untuk vaksin Moderna dibandingkan dengan Pfizer," kata Oliver.



Namun, dia mengatakan bukti menunjukkan ada risiko lebih tinggi untuk kondisi jantung langka yang disebut miokarditis setelah suntikan Moderna dibandingkan dengan Pfizer. Moderna menemukan efek samping dari dosis penguatnya sebanding dengan yang dialami oleh pasien setelah seri dua dosis awal, termasuk sakit kepala, kelelahan dan nyeri otot dan nyeri.

AS sendiri mencatat 36.367 kasus Covid-19 Sabtu (20/11/20231) dengan 400 kematian. Total kasus aktif lumayan tinggi yakni 9.326.980.

AS masih menjadi negara tertinggi kasus Covid-19 secara akumulatif dengan 48 juta kasus. Ada 793 juta kematian akibat corona di negeri itu.

Sementara itu, Indonesia kini mengkaji vaksin Sinovac untuk booster yang berlaku awal 2022 nanti. Pemerintah sendiri sebelumnya mengatakan vaksin booster tak akan sepenuhnya gratis ke warga.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid-19 AS Mengkhawatirkan, Angka Kematian Bisa 'Meledak'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular