Internasional

WHO Bawa Kabar "Lega" Terbaru soal Anak Omicron, Apa Itu?

sef, CNBC Indonesia
23 February 2022 06:20
The logo of the World Health Organization is seen at the WHO headquarters in Geneva, Switzerland, Thursday, June 11, 2009. The World Health Organization held an emergency swine flu meeting Thursday and was likely to declare the first flu pandemic in 41 years as infections climbed in the United States, Europe, Australia, South America and elsewhere. (AP Photo/Anja Niedringhaus)
Foto: Logo World Health Organization (WHO) (AP Photo/Anja Niedringhaus)

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membawa kabar melegakan. Ini terkait anak Omicron, yakni varian BA.2.

Berdasarkan sampel dari berbagai negara, WHO menegaskan tidak ada perbedaan tingkat keparahan antara BA.2 dengan Omicron asli, BA.1. Ini berdasarkan temuan komite ahli yang melacak evolusi virus.

"Jadi ini (BA.2) berada di tingkat yang sama (dengan BA.1) untuk keparahannya jika kita kaitkan dengan risiko rawat inap," kata Pemimpin Teknis Respons Covid-19 WHO Maria Van Kerkhove, dalam tanya jawab online, Selasa (22/2/2022) sore waktu setempat.

"Dan ini sangat penting, karena di banyak negara mereka memiliki sirkulasi yang cukup besar, baik BA.1 maupun BA.2."

Kesimpulan ini melegakan sejumlah negara di mana BA.2 mendominasi. Denmark misalnya menjadi salah satunya, dengan kasus BA.2 dominan.

BA.2 sebelumnya juga mendominasi kasus corona di tetangga RI. Antara lain, Brunei Darussalam dan Filipina.

Meski demikian, WHO masih menyelidiki apakah BA.2 memiliki kemampuan menyebar lebih cepat dibanding Omicron asli. Penelitian masih dilakukan.

"Namun sirkulasi global semua varian dilaporkan menurun," tambahnya dikutip AFP.

Sebelumnya, penelitian terbaru dari Jepang menunjukkan fakta bereda dari WHO. Disebut BA.2 tak hanya menyebar lebih cepat dari Omicron asli tapi juga bisa menyebabkan penyakit lebih parah.

Eksperimen dilakukan laboratorium Negeri Sakura. Studi pracetak dimuat di biRvix, namun belum ditinjau, sehingga belum dipublikasikan di jurnal medis.

Studi itu menunjukkan BA.2 mampu menyebabkan penyakit serius seperti varian Covid-19 lebih lama, termasuk Delta. BA.2 mampu lolos menembus kekebalan vaksin meski booster bisa mengembalikan perlindungan, membuat terlindungi 74%.

BA.2 juga disebut resisten terhadap beberapa pengobatan. Termasuk sotrovimab, antibodi monoklonal yang saat ini digunakan untuk melawan Omicron.

BA.2 pun dikatakan memiliki lusinan perubahan gen yang berbeda dari strain asli Omicron. Ini membuatnya berbeda.

Kei Sato, seorang peneliti di Universitas Tokyo yang melakukan penelitian, berpendapat bahwa temuan ini membuktikan bahwa BA.2 tidak boleh dianggap sebagai jenis Omicron. Bahkan perlu dipantau lebih ketat.

"Seperti yang Anda ketahui, BA.2 disebut 'siluman Omicron'," kata Sato kepada CNN International menjelaskan sulitnya subvariant itu ditemukan di tes PCR pekan lalu.

Mengutip Worldometers, sejak pandemi terdapat total 427 juta kasus Covid-19 dengan 5,9 juta kematian. Namun warga yang sembuh sebanyak 355 juta orang.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Bawa Kabar tak Sedap soal "Anak" Omicron, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular