
Sudah Murah tapi Migor Kosong Dimana-mana
Persediaan minyak goreng Rp14.000 per liter mulai sulit didapatkan.

Suasana rak kong penjualan minyak goreng di Indomaret di kawasan Siaga Raya, Jakarta. Persediaan minyak goreng Rp14.000 per liter mulai sulit didapatkan. Hal ini tercermin dari penampakan rak minyak goreng kosong di berbagai minimarket. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Semenjak harga minyak goreng mulai turun ke Rp14.000 per liter, masyarakat berbondong-bondong membeli bahkan dalam jumlah yang banyak. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Karyawan minimarket sudah menyiasati dengan menyimpan ketersediaan minyak goreng di kasir dan gudang agar semua pembeli kebagian. "Soalnya tidak semua di display, kadang di kasir 2 karton, di belakang sisanya. Supaya yang butuh semua kebagian," ujar karyawan minimarket. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Minyak goreng kosong juga terjadi di Hero Gondangdia, Jakarta, pada Rabu (2/2/2022). Di lokasi itu pasokan minyak goreng juga datang tiap dua hari sekali. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Sebelumnya produsen minyak goreng memprediksi ada sekitar 400 ribu kiloliter minyak goreng yang masih tertahan di pedagang, baik ritel modern, pasar tradisional, maupun toko/ warung. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

"Februari ini bisa chaos. Sekarang semua macet. Di domestik juga macet. Di Desember 2021 pedagang beli minyak goreng yang mahal, Rp18-19 ribu per liter. Tahu-tahu di Januari 2022 disuruh jual Rp140.000, trus Februari ada HET Rp11.500 - 14.000 per liter. Pedagang mau rugi nggak," kata Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga kepada CNBC Indonesia, Jumat (4/2/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Meski ada subsidi selisih harga dari dana BPDPKS, imbuh dia, hal itu tidak bisa menutupi kekhawatiran pedagang. "BPDPKS mana mau terima dokumen saja, dia maunya bukti fisik. Berapa ribu outlet? Apakah BPDPKS bisa? Jadinya, macet. Perkiraan saya ada sekitar 400 ribu kiloliter minyak goreng yang tersandera di pedagang, total premium, kemasan sederhana, hingga curah. Itu stok sekitar 2 bulan," kata Sahat. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Karena itu, dia menambahkan, perlu penyelesaian segera agar distribusi minyak goreng tidak terganggu. Setiap bulannya, ujar dia, produsen memasok sekitar 320 ribu minyak goreng ke pasar. Sekitar 95-100 ribu diantaranya adalah minyak goreng kemasan premium. Sisanya, kemasan sederhana dan curah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

"Pedagang atau peritel biasanya punya stok 2 bulanan. Artinya, mereka juga menunggu lot yang baru, minyak goreng yang diproduksi untuk HET terbaru. Kalau tidak ada solusi, pedagang atau peritel mungkin terpaksa bakal melepas stok mereka, meski merugi karena tadinya dibeli mahal. Karena bunga bank, pinjaman, kan tetap berputar," kata Sahat. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Di sisi lain, Indonesia merupakan negara kepulauan. Sehingga, akan membutuhkan waktu untuk distribusi minyak goreng secara menyeluruh hingga pelosok Indonesia. "Sering dilupakan, kita ini negara kepulauan. Beda dengan Malaysia yang 1 daratan. Dari lokasi produsen di Kalimantan di Sumatera, bisa butuh waktu 1 bulan hingga masuk ke ritel/ pedagang," kata Sahat. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)