Harga Minyak Goreng Tiba-Tiba 'Terbang', Begini Penjelasannya

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
04 November 2021 13:42
Pekerja memasukkan minyak goreng curah kedalam jiregen minyak di toko agen minyak goreng curah di kawasan Cipete, Jakarta, 29/10. Di tengah mahalnya harga minyak goreng (migor) karena kenaikan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) hingga 35 persen, membuat industri sawit nasional untung besar. Minyak goreng curah di Jakarta mengalami kenaikan. Untuk satu jeriken ukuran 17 kg dijual dengan harga Rp299.000. Mengutip dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, Senin (25/10/2021), jenis minyak goreng yang mengalami lonjakan adalah minyak goreng kemasan bermerek 1, minyak goreng kemasan bermerek 2, serta minyak goreng curah. Di pasar tradisional kenaikan berkisar Rp 2 ribu sampai Rp 4 ribu per liternya. Harga minyak goreng naik serempak, baik curah maupun kemasan bermerek.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Minyak Goreng Curah (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak goreng terus merangkak naik dalam beberapa waktu terakhir. Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), minyak goreng kemasan bermerek 1 terus mengalami lonjakan dari hari ke hari.

Hari ini (4/11/21), harga komoditas ini secara nasional Rp 18.050 per liter atau naik 1,12% dari hari sebelumnya di angka Rp 17.850. Bahkan pada 29 Oktober lalu harganya hanya di Rp 17.600. Kementerian Perdagangan mengungkapkan bahwa hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia.

"Minyak goreng sekarang tren naik terus, karena ini jadi tren global, bukan hanya di Indonesia, di antaranya pasokan minyak goreng dunia menurun, penyebabnya banyak, ada penurunan produksi canola oil di Kanada," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan kepada CNBC Indonesia, Kamis (4/11/21).

Selain Kanada, produksi CPO juga turun di wilayah lain, yakni tetangga kita Malaysia. Sebagai salah satu penghasil CPO terbesar di dunia selain Indonesia.

"Penurunan pasokan dari Malaysia akibat Malaysia selama pandemi kekurangan tenaga kerja sehingga pasokan ke dunia turun, angka di Malaysia turun 7%. Tapi kalau kita lihat penurunan pasokan produksi Malaysia bisa 8%-9%," ujar Oke.

Tren kenaikan harga akan terus meningkat. Namun, perlu ada upaya kongkrit demi menjaga persediaan, utamanya dari produksi dalam negeri.

"Tapi yang kita pastikan, karena kita sedang menggeliatkan perekonomian masyarakat, kita sediakan dulu stok dalam negeri. Kita imbau produsen minyak goreng tetap produksi premium sederhana maupun curah. Pastikan dulu ketersediaan stok ada dan kita coba stabilkan harga sampai Natal dan tahun baru," sebut Oke.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jarang-Jarang Harga Minyak Goreng Ngamuk, Ini Sebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular