Mendag Blak-Blakan Migor Malaysia Lebih Murah, Ini Sebabnya

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
31 January 2022 18:15
Pedagang merapikan minyak kemasan di pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis,6/1/2022. Harga komoditas minyak goreng terus mengalami kenaikan secara signifikan pada akhir tahun 2021 lalu. Memasuki 2022, harganya masih belum juga mengalami penurunan, bahkan terus naik.
Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), secara nasional harga minyak goreng curah pada 29 Desember lalu hanya Rp 18.400/Kg. Pada 5 Januari 2022 atau kemarin, menyentuh Rp 18.550/Kg.

Pantauan CNBC Indonesia di pasar Ciputat, salah satu pedagang warung grosir sembako Ichsan mengatakan harga Minyak kiloan Rp21.000/kg dan harga minyak dalam kemasan Rp38.000 per liter. Kemudian ke warung lain Matondang menjual minyak kemasan nya seharga Rp37.000 dan minyak kiloanya seharga Rp20.000/kg. 

Kenaikan harga minyak goreng saat ini dipengaruhi oleh harga crude palm oil (CPO) dunia yang naik menjadi US$ 1.340/MT. Kenaikan harga CPO ini menyebabkan harga minyak goreng ikut naik cukup signifikan.

Namun selain CPO ada juga faktor lain yakni kenaikan harga minyak nabati dunia. Penyebab kenaikan harga karena gangguan cuaca yang menekan tingkat produksi minyak nabati dunia.

Merespons tren kenaikan harga minyak goreng yang pada akhir Desember 2021 mencapai Rp18.492/liter atau mengalami peningkatan 8,31 persen, pemerintah segera memprioritaskan penyediaan minyak goreng dengan harga terjangkau, yang sekaligus bertujuan mengadakan stabilisasi harga.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memastikan produksi minyak goreng kemasan berharga Rp14 ribu per liter akan dimulai paling lambat minggu depan. Untuk tahap awal, pemerintah akan menunjuk 5 produsen minyak goreng sebagai pelaksana produksi. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Penjualan Minyak Goreng (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat di Malaysia ternyata membeli minyak goreng lebih murah dibandingkan di Indonesia. Hal ini menjadi ironi mengingat Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia bersama Malaysia. Bedanya, Malaysia mampu untuk menurunkan harga menjadi seminimal mungkin.

Hal itu menjadi perhatian anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam saat rapat dengar pendapat dengan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Ia mempertanyakan mengapa harga minyak goreng di Malaysia bisa lebih murah.

"Kalau kita lihat di media-media, ini di Malaysia harga minyak goreng cuma Rp8.500 per liter. Betul nggak sih pak itu? Kok bisa begitu," tanya Mufti dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI bersama Menteri Perdagangan, Senin (31/1/2022).

Mendapat pertanyaan tersebut, Mendag Lutfi menjelaskan bahwa otoritas Malaysia sengaja memberikan subsidi kepada masyarakatnya agar bisa membelinya dengan harga murah.

"Di Malaysia tahun 2016 ada satu policy, ini memang biasa di Malaysia memberi subsidi-subsidi langsung ke masyarakat, jadi mereka mensubsidi 60 ribu kg atau 60 juta liter per bulan untuk diberikan langsung dengan harga 2,5 ringgit, itu subsidi pemerintah yang kasih subsidi," katanya.

Padahal harga asli minyak goreng di Malaysia sebenarnya lebih mahal dibandingkan yang ada di Indonesia, yakni 6,7 ringgit per liter atau 20 ribu/liter atau jika dikonversikan menjadi kilogram menjadi Rp22 ribu per kg.

"Artinya lebih mahal dari minyak di Indonesia, kenapa? Memang sederhana, Malaysia sekarang kalau harga internasional US$1.340 mereka ada pajak ekspor US$ 100. Jadi penyerahan CPO di Malaysia harga US$1.240. Di tempat kita kira-kira US$1.040, itu kenapa harga mereka lebih mahal," sebut Lutfi.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Goreng Tiba-Tiba 'Terbang', Begini Penjelasannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular