Telur & Cabai Sudah Jinak, Harga Kedelai & Migor Berontak

damiana cut emeria, CNBC Indonesia
Selasa, 11/01/2022 13:42 WIB
Foto: Ilustrasi Kedelai (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga sejumlah bahan makanan masih stabil tinggi hingga 11 hari pertama tahun 2022. Meski, sejumlah komoditas juga mulai menunjukkan tren penurunan.

Situs Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional menunjukkan harga rata-rata minyak goreng curah tanggal 11 Januari 2021, Selasa siang, naik 0,27% menjadi Rp18.700 per kg, minyak goreng kemasan bermerek I naik 1,92% menjadi Rp21.350 per kg, dan minyak goreng kemasan bermerek II naik Rp300 menjadi Rp20.650 per kg.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan, langkah pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi minyak goreng Rp14.000 per kg diharapkan mampu segera menstabilkan harga di tingkat konsumen.


"Kira-kira pekan ini program pemerintah akan turun, lalu ada program keprihatinan produsen 11 juta liter. Ini akan menstabilkan harga minyak goreng stabil. Dan sampai Lebaran diharapkan tetap aman dan masyarakat bisa akses dengan harga Rp14.000 per liter," kata Oke saat dialog Squawk Box CNBC Indonesia TV, Selasa (11/1/2022).

Harga Rp14.000 per liter adalah untuk minyak goreng kemasan sederhana, yang produksinya melibatkan produsen. Minyak goreng kemasan sederhana sebanyak 1,2 miliar liter dipasok ke pasar hingga 6 bulan ke depan untuk menstabilkan harga minyak goreng. Sambil menunggu perkembangan harga CPO di pasar internasional.

"Untuk harga minyak goreng kemasan premium, agar harga sesuai keekonomian masing-masing." ujar dia.

Foto: Ilustrasi Cabe Rawit (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Ilustrasi Cabe Rawit (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Dengan intervensi pemerintah, harga minyak goreng di pasar akan mencapai titik keseimbangan baru. Bersamaan dengan program produsen menggelontorkan 11 juta liter terealisasi penuh.

"11 juta liter itu murni produsen, memang bekerjasama dengan pemerintah, hanya untuk Natal dan Tahun Baru. Dan karena murni produsen, banyak disebarkan di titik-titik produksi dan realisasinya masih di bawah 50%. Sambil transisi menuju program pemerintah, diharapkan program produsen ini jalan. Dan kita melihat keseimbangan baru di Rp14.000 per liter.

Selain minyak goreng, harga kedelai juga masih bertahan tinggi. Mengutip Reuters, Selasa (11/1/2022), harga kedelai di Chicago Board of Trade naik 0,1% menjadi US$13,86 per bushel, setelah sempat susut 2% pada perdagangan Senin (10/1/2022).

Harga kedelai berfluktuasi tinggi menyusul gangguan cuaca di negara produsen, Brasil dan Argentina.

Data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kemendag menunjukkan, harga kedelai impor pada pada 10 Januari 2021 tetap sebesar Rp12.500 per kg, tidak bergerak sejak 7 Januari 2022. Melonjak dibanding Januari 2021 yang masih berkisar Rp9.200 - 10.000 per kg, naik dari rata-rata sebelumnya di rentang Rp6.500 - 7.000 per kg.

Terkait kedelai, Oke mengatakan, perbaikan frekuensi pelayaran diharapkan bisa mempercepat kembali normalnya sistem logistik dunia. Dengan begitu, produksi kedelai global yang sebenarnya sudah membaik, bisa segera berdampak pada normalnya harga kedelai.

"Kita pastikan kedelai cukup dan kami sudah komunikasikan dengan pelaku usaha. Sebenarnya produksi kedelai sudah baik, tapi karena pandemi menyebabkan sistem logistik terganggu. Kita harapkan segera normal, sehingga harga meski dengan keseimbangan baru, tapi sesuai dengan daya beli masyarakat," kata Oke.

Di sisi lain, harga dua bahan pangan ini justru bergerak turun, setelah melonjak tinggi hingga pekan lalu. Yakni, telur ayam ras segar dan cabai rawit merah.

Mengutip PIHPS, harga rata-rata nasional tanggal 11 Januari 2022, Selasa siang, untuk telur ayam ras segar turun Rp50 menjadi Rp29.150 per kg. Sedangkan harga cabai rawit merah susut Rp1.650 menjadi Rp65.850 per kg.

"Harga telur akan terus turun dan bergerak menuju Rp26-27 ribu, harga cabai rawit merah juga sudah mulai turun setelah sempat naik mencapai Rp100.000 per kg. Harga cabai rawit merah sempat naik tinggi karena akhir musim panen bertemu dengan musim hujan. Nanti bulan Februari akan turun lagi," kata Oke.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Mentan Genjot Produksi Gandum dan Kedelai RI