RI Punya Harta Karun Top 6 Dunia, Tapi Cuma Jual Mentahnya!
Jakarta, CNBC Indonesia - RI sangat kaya akan sumber daya alam pertambangan mineral, salah satunya komoditas bauksit. "Harta karun" ini merupakan terbesar keenam di dunia, yang mana komoditas ini bisa diolah menjadi alumina hingga produk aluminium.
Namun sayangnya, hilirisasi dari komoditas bauksit ini masih belum optimal. Sejauh ini bauksit belum dioptimalkan dalam bentuk hilir produk setengah jadi berupa alumina atau produk jadi berupa aluminium. Ini pula lah yang membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kekecewaannya dan memerintahkan agar bauksit juga segera dilakukan hilirisasi, bahkan Presiden menyebut rencana pelarangan ekspor bauksit mulai 2022, lebih cepat dari aturan yang disebut dalam Undang-Undang No.3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba) di mana penjualan bijih bauksit atau konsentrat dibatasi paling lambat Juni 2023, tiga tahun setelah UU Minerba disahkan pada 10 Juni 2020 lalu.
Direktur Pembinaan Program Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sunindyo Suryo mengatakan, saat ini di Indonesia baru ada dua smelter bauksit yang beroperasi, yakni mengolah bauksit menjadi produk setenga jadi alumina.
Kapasitas input bijih bauksit untuk kedua smelter tersebut sebesar 4.564.000 ton per tahun. Menurutnya saat ini sedang dibangun 12 smelter bauksit yang mengolah bauksit menjadi alumina. Jika semuanya sudah tuntas dan beroperasi, maka kapasitas input bijih bauksit menurutnya bisa naik menjadi 35 juta ton per tahun.
"Terdapat 12 pabrik pemurnian alumina yang masih dalam tahap konstruksi dengan kapasitas input bijih bauksit mencapai lebih dari 35 juta ton per tahun," ungkapnya kepada CNBC Indonesia belum lama ini.
Bila itu terealisasi, maka menurutnya diperkirakan cadangan bijih bauksit Indonesia bisa cukup untuk 78 tahun. Namun ke depannya, pihaknya tetap terus mendorong eksplorasi, sehingga cadangan bauksit ini semakin meningkat dan semakin panjang umur cadangannya.
Peningkatan cadangan ini akan dilakukan melalui kegiatan eksplorasi dan verifikasi data dan sumber daya dan cadangan.
"Peningkatan kegiatan eksplorasi bijih bauksit diperlukan karena umur cadangannya berkisar 78 tahun pada laju konsumsi bijih kering sebesar 36,9 juta ton per tahun," lanjutnya.
(wia)