
Indonesia Waspada! 'Kiamat' Batu Bara di Depan Mata...

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah India, kini giliran China yang bakal 'mempersiunkan' pembangkit listrik bertenaga batu bara (Pembangkit Listrik Tenaga Uap/PLTU). Ini adalah berita buruk bagi Indonesia, karena China adalah negara tujuan ekspor batu bara utama.
Mengutip Reuters, Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China (NDRC) menargetkan PLTU harus menghasilkan emisi karbondioksida rata-rata maksimal 300 gram per kilowatt-hour (KWh) pada 2025. Ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi energi dan menurunkan emisi gas rumah kaca.
"Meningkatkan penghematan energi dan mengurangi konsumsi listrik bertenaga batu bara adalah cara yang efektif untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan emisi karbon. Pengurangan konsumsi batu bara akan membantu menurunkan emisi karbondioksida sebanyak 6,67 miliar ton atau sekitar 36% dari total emisi yang dihasilkan industri," sebut keterangan tertulis NDRC.
Emisi karbondioksida dari PLTU menyumbang sekitar 40% dari total emisi di Negeri Tirai Bambu. Pada 2020, rata-rata PLTU menghasilkan emisi karbondioksida sebanyak 305,5 gram per KWh.
Jika pada 2025 masih ada PLTU yang menghasilkan emisi di atas 300 KWh dan tidak bisa diperbaiki, maka bakal 'dipensiunkan'. Selain itu, China juga secara bertahan akan memposisikan PLTU sebagai pembangkit cadangan. Nantinya, pembangkit listrik utama akan bertenaga energi terbarukan.
Halaman Selanjutnya --> China dan India, Tumpuan Harapan Batu Bara Indonesia