Suram! Ekspor Batu Bara Anjlok di Awal Tahun

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
15 February 2024 14:20
Infografis 10 negara produsen batu bara terbesar di dunia
Foto: infografis/Infografis 10 negara produsen batu bara terbesar di dunia/Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja ekspor batu bara suram pada awal tahun ini, disebabkan turunnya nilai ekspornya maupun volume yang anjlok, bahkan menjadi pemicu turunnya kinerja ekspor sektor pertambangan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor batu bara hanya senilai US$ 2,41 miliar, turun 19,68% dari Desember 2023 yang senilai US$ 3 miliar. Dibanding Januari 2023 yang senilai US$ 3,43 miliar pun turun 29,76%.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, turunnya kinerja ekspor batu bara itu bukan hanya terjadi secara nilai, maupun juga secara volume sebesar 18,06% secara bulanan.

Volume ekspor batu bara pada Januari 2024 hanya sebesar 29,50 juta ton, jauh lebih rendah dari catatan Desember 2023 seberat 36 juta ton. Tapi, pada Januari 2023 lebih rendah, yakni hanya 26,17 juta ton.

"Penurunan ekspor batu bara terutama month to month dikarenakan penurunan volume dan harga," kata Amalia saat konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (15/2/2024).

"Tapi karena penurunan nilai lebih dalam dari volume, maka penurunan ekspornya lebih disebabkan penurunan harga," tegasnya.

Harga batu bara sendiri per Januari 2024 hanya senilai US$ 81,66 per ton, lebih rendah dari posisi Desember 2023 yang masih US$ 83,3 per ton. Bahkan jauh lebih rendah dari posisi Januari 2023 yang masih senilai US$ 131,04 per ton berdasarkan catatan BPS.

Amalia mengatakan, turunnya ekspor batu bara itu terutama terjadi karena turunnya kiriman komoditas itu ke negara mitra dagang utama seperti China yang anjlok 25,08% dan India yang turun 17,11%.

"Yang paling besar turunnya ekspor kita batu bara ke Tiongkok dan juga ke India turun," tegasnya.

Porsi ekspor batu bara terhadap komoditas nonmigas unggulan ekspor Indonesia mencapai 12,59%, lebih tinggi dari komoditas unggulan lainnya seperti besi baja 12,09%, dan minyak kelapa sawit yang sebesar 9,04% porsinya.

Ekspor besi dan baja yang pada Januari 2024 senilai US$ 2,31 miliar masih naik 1,21% dibanding bulan sebelumnya, dan naik 9,62% secara tahunan atau dibanding Januari 2023.

Sedangkan minyak kelapa sawit nilai ekspornya pada awal tahun ini sebesar US$ 1,73 miliar. Naik sebesar 18,89% secara bulanan sedangkan secara tahunan turun sebesar 11,54%.

BPS pun mencatat, turunnya ekspor batu bara menjadi pemicu utama anjloknya kinerja ekspor produk pertambangan dan lainnya. Ekspor produk pertambangan dan lainnya pada Januari 2024 hanya US$ 3,68 miliar, turun 23,93% dari Desember 2023 senilai US$ 4,83 miliar, dan turun 23,54% dibanding Januari 2023 US$ 4,81 miliar.

"Ekspor produk pertambangan dan lainnya turun 23,93% yang disebabkan oleh menurunnya ekspor batu bara secara bulanan. Demikian juga ekspor produk pertambangan dan lainnya yoy yang turun 23,54% disumbang oleh menurunnya ekspor batu bara," tuturnya.


(arm/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor Batu Bara RI Meroket di Februari, CPO & Besi Baja Malah Ambles

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular