
Ku Menangis... Harga Telur Kian Tipis, Pedagang Makin Miris!

Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki Oktober, harga berbagai kebutuhan pokok masih landai. Ini membuat tekanan inflasi Indonesia masih lemah.
Bank Indonesia (BI) melaporkan, berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) pekan I inflasi Oktober 2021 diperkirakan rendah di 0,05% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Ini membuat inflasi tahun kalender (year-to-date/ytd) menjadi 0,85% dan inflasi tahunan (year-on-year/yoy) 1,59%.
"Penyumbang utama inflasi Oktober 2021 sampai dengan minggu pertama yaitu komoditas cabai merah sebesar 0,05% (mtm), minyak goreng, rokok kretek filter dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain tomat dan telur ayam ras masing-masing sebesar -0,02% (mtm), daging ayam ras, bayam, kangkung, sawi hijau dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,01% (mtm)," sebut keterangan tertulis BI.
Berdasarkan catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, rata-rata harga telur ayam ras segar secara nasional pada 8 Oktober 2021 adalah Rp 23.300/kg. Turun 2,52% dibandingkan posisi sebulan sebelumnya.
Penurunan harga telur ayam ras sudah terjadi sejak bulan lalu, yang menjadi salah satu penyebab deflasi. Memasuki bulan yang baru, koreksi harga belum berhenti terjadi.
Halaman Selanjutnya --> Efek PPKM Darurat Masih Terasa