Membaik Sih, Tapi Penjualan Ritel di RI Masih Minus!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 October 2021 10:20
Sejumlah warga melakukan aktivitas didalam Lippo Mal Puri, Kembangan, Jakarta, Selasa (21/9/2021). Pemerintah melakukan penyesuaian aktivitas masyarakat dalam ketentuan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terbaru, yang berlaku dua pekan sampai 4 Oktober 2021. Salah satunya yaitu uji coba pembukaan pusat perbelanjaan/ mal bagi anak-anak di bawah 12 tahun. Uji coba pembukaan pusat perbelanjaan/Mall bagi anak-anak di bawah usia kurang dari 12 tahun dengan pengawasan dan pendampingan orang tua,
Foto: Ilustrasi Mall (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel pada Agustus 2021 masih tumbuh negatif atau terkontraksi. Penjualan ritel diperkirakan masih minus pada September 2021, meski ada sedikit perbaikan.

Pada Senin (11/10/2021), BI mengumumkan penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil pada Agustus 2021 sebesar 192,5. Naik 2,1% dari bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) tetapi masih terkontraksi 2,1% dibandingkan Agustus 2020 (year-on-year/yoy). 

Secara bulanan, penjualan ritel Agustus 2021 membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh -5% mtm. Secara tahunan juga terjadi perbaikan karena pada Juli 2021 tumbuh -2,9% yoy.

"Peningkatan tersebut terutama bersumber dari Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, subkelompok Sandang, dan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. Responden menyatakan peningkatan penjualan didorong oleh permintaan masyarakat sejalan dengan pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas di berbagai daerah," sebut keterangan tertulis BI.

Sementara IPR September 2021 diperkirakan sebesar 190,3. Turun -1,1% mtm dan -1,8% yoy.

"Kelompok yang mengalami penurunan, terutama Kelompok Suku Cadang dan Aksesori serta Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau," lanjut laporan BI.

Dari sisi harga, responden memprakirakan tekanan inflasi pada November 2021 dan Februari 2022 meningkat. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) November 2021 dan Februari 2022 masing-masing sebesar 124,8 dan 138,7, lebih tinggi dibandingkan 123,0 dan 134,2 pada periode sebelumnya. Responden sejak Juli hingga Agustus menyatakan hal tersebut masih dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan baku.


(aji/aji) Next Article Penjualan Ritel Tumbuh Melambat di Juni, Tapi Minus di Juli

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular