Ada Krisis Energi Eropa Hingga China, RI Cuan atau Buntung?

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
10 October 2021 16:50
kilang minyak
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena krisis energi yang terjadi di beberapa negara dunia beberapa waktu belakangan dapat memengaruhi sektor energi nasional.

Vice Chairman Indonesia Gas Society (IGS) Salis S. Aprilian mengatakan, Indonesia tentunya diuntungkan dengan harga minyak yang tinggi. Namun, di sisi lain, Indonesia yang masih bergantung pada impor minyak yang tinggi akan menghadapi kondisi yang rentan

"Misalnya Pertamina kalau mengolah minyak mentah, kalau impor akan sengsara. Kalau harga terlalu rendah dari sisi up stream juga kondisinya makin tertekan," ujarnya dalam acara webinar "Krisis Energi Mulai Melanda Dunia, Bagaimana Strategi RI?" yang digelar IKA FH UNDIP, Minggu (10/10/2021).

Gubernur Indonesia untuk Organization of the Petroleum Exporting Countries 2015-2016 Widhyawan Prawiraatmadja mengatakan, untuk kasus di Indonesia, krisis energi akan berpengaruh pada harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan elpiji yang biaya perolehannya meningkat tajam.

Sebab, perlu diingat, kondisi Indonesia sangat rentan terhadap peningkatan harga energi primer, khususnya minyak bumi, ditambah dengan sebagian harga produk BBM dan elpiji 3 kilogram yang masih disubsidi.

"Sebagian harga nonsubsidi ini sangat tergantung pada kondisi harganya. Kalau dinaikkan ini akan membebani BUMN yang menyediakan dan perusahaan lain yang melakukan suplai. Kemudian subsidi yang membengkak dapat memeengaruhi anggaran," ujarnya dalam kesempatan yang sama.



Namun di sisi lain, menurut Widhyawan, Indonesia bisa diuntungkan dengan krisis energi tersebut. Sebab, Indonesia merupakan net exporter untuk komoditas batu bara dan LNG yang bisa menguntungkan Indonesia dari sisi neraca perdagangan.

"Kita ketahui bahwa 15 bulan berturut-turut Indonesia mengalami surplus cadangan devisa karena harga komoditas yang terjaga. Harga energi yang melonjak akan berdampak pada peningkatan harga komoditas lain serta layanan jasa, sehingga bisa juga mengancam kenaikan inflasi yang melebihi target," kata Widhyawan.

Menurut dia, salah satu cara agar Indonesia bisa keluar dan tak terdampak krisis energi global adalah dengan cara memperbaiki kebijakan energi transisi yang saat ini dinilai belum matang. Kebijakan energi transisi misalnya dengan energi baru terbarukan (EBT) yang merata dan terintegrasi, dapat menjauhkan Indonesia dari kerentanan gangguan pasokan energi global.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Bisa 'Kipas-kipas', China Teriak Minta Batu Bara Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular