Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diperpanjang sepekan lagi sampai 30 Agustus 2021. Namun Kepala Negara mengumumkan ada beberapa pelonggaran.
"Pemerintah memutuskan mulai 24 Agustus hingga 30 Agustus 2021, beberapa daerah bisa diturunkan levelnya dari level 4 ke level 3. Dengan melihat mulai membaiknya beberapa indikator, pemerintah mempertimbangkan akan melakukan penyesuaian secara bertahap pembatasan kegiatan masyarakat antara lain tempat ibadah diperbolehkan untuk kegiatan ibadah maksimal 25% dari kapasitas atau maksimal 30 orang.
"Restoran diperbolehkan makan di tempat dengan maksimal 25% kapasitas, dua orang per meja dan pembatasan jam operasional hingga jam 20:00. Pusat perbelanjaan, mal, diperbolehkan buka maksimal sampai 20:00 dengan maksimal 50% dengan penerapan protokol kesehatan ketat yang diatur lebih lanjut oleh pemerintah daerah.
"industri berorientasi ekspor dan penunjangnya dapat beroperasi 100% namun bila menjadi klaster baru Covid-19 maka akan ditutup selama lima hari. Penyesuaian beberapa pembatasan kegiatan masyarakat ini dibarengi dengan protokol kesehatan yang ketat dan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi sebagai syarat masuk," papar Jokowi, kemarin.
Melihat sejumlah indikator, situasi pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia memang semakin membaik. Pada 23 Agustus 2021, Kementerian Kesehatan melaporkan tambahan pasien positif corona adalah 9.604 orang. Ini adalah yang terendah sejak 15 Juni 2021.
Puncak kasus harian di Tanah Air terjadi pada 15 Juli 2021, kala itu pasien positif bertambah 56.757 orang dalam sehari. Artinya sejak kasus puncak itu hingga kemarin, angka pasien positif harian sudah melorot 83,08%. Pencapaian yang harus disyukuri dan dipertahankan, bahkan wajib ditingkatkan.
Halaman Selanjutnya --> Pasien Sembuh Lampaui Kasus Baru
Data lain yang melegakan, jumlah pasien sembuh semakin banyak. Bahkan ada kecenderungan yang sembuh lebih banyak ketimbang pasien baru.
Pada 23 Agustus 2021, jumlah pasien sembuh bertambah 24.758 orang dalam sehari, jauh lebih tinggi dibandingkan kasus baru. Dalam sepekan terakhir, rata-rata pasien sembuh mencapai 27.028 orang per hari. Dalam periode yang sama, rerata pasien positif baru bertambah 16.760 orang setiap harinya.
Penurunan kasus baru yang diiringi dengan angka kesembuhan yang meningkat pesat membuat kasus aktif terus berkurang. Kasus aktif adalah jumlah pasien yang masih dalam perawatan, baik di fasilitas kesehatan maupun secara mandiri. Data ini sangat penting karena menggambarkan seberat apa beban yang ditanggung oleh sistem pelayanan kesehatan suatu negara.
Per 23 Agustus 2021, angka kasus aktif corona di Indonesia ada di 290.794 orang. Terendah sejak 3 Juli 2021.
 Sumber: Worldometer |
"Angka kesembuhan secara konsisten juga lebih tinggi dibanding penambahan kasus konfirmasi positif selama beberapa minggu terakhir. Hal ini berkontribusi secara signifikan terhadap penurunan keterisian tempat tidur. BOR (Bed Occupancy Rate) nasional saat ini berada di angka 33%," kata Jokowi.
Selain itu, penyebaran virus corona juga sudah relatif mampu dikendalikan. Ini terlihat dari angka reproduksi efektif (Rt). Ketika angka Rt masih lebih dari satu, artinya seorang pasien positif corona bisa menulari orang lain. Rantai penularan pun semakin panjang.
Sekarang, tinggal lima dari 34 provinsi yang punya Rt di atas satu yaitu Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Kalimantan Barat. Sisanya sudah di bawah satu, yang berarti rantai penularan sudah bisa dihentikan.
 Sumber: Bonza |
Halaman Selanjutnya --> Vaksinasi Covid-19 Semakin Cepat
Kemudian, laju vaksinasi anti-virus corona di Indonesia juga membaik. Kini, rata-rata tujuh harian vaksinasi sudah cukup stabil di atas 1 juta dosis/hari.
"Dalam beberapa hari terakhir, saya melihat cakupan vaksinasi terus meningkat dan saat ini 90,59 juta vaksin sudah disuntikkan. Saya minta ke menteri kesehatan sampai akhir bulan Agustus ini kita harus bisa mencapai penyuntikan sampai 100 juta vaksin," sambung Jokowi.
Vaksinasi menjadi kunci. Jika efektif, vaksin akan membentuk kekebalan tubuh dalam menangkal virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.
Apalagi sepertinya umat manusia bakal hidup berdampingan dengan virus corona untuk waktu lama. Hanya skalanya akan berubah dari pandemi menjadi endemi. Artinya, Covid-19 akan menjadi penyakit biasa dengan laju penularan yang terkendali seperti influenza atau demam berdarah.
"Kita harus mempersiapkan diri bagaimana hidup dengan pandemi yang akan menjadi endemi. Siapkan vaksinasi sehingga muncul herd immunity (kekebalan kolektif) dan disiplin protokol kesehatan," kata Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan.
Dari berbagai data tersebut, rasanya memang pantas PPKM kembali dilonggarkan. Ketika aspek kesehatan sudah membaik, sudah saatnya memberi jalan bagi masyarakat untuk kembali beraktivitas agar bisa memulihkan aspek sosial-ekonomi.
Sebab harus diakui PPKM yang sebelumnya ketat (baik Darurat maupun Level 4) telah memukul perekonomian Indonesia. Kini sudah waktunya untuk membangkitkan kembali ekonomi rakyat yang terpuruk.
TIM RISET CNBC INDONESIA