PPKM Dilonggarkan, Awas Jangan Sampai Kebobolan!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 July 2021 10:15
Ilustrasi Kubis
Ilstrasi Pasar Tradisional (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Oleh karena itu, mungkin pemerintah menilai sudah saatnya mempertimbangkan aspek lain yaitu sosial-ekonomi. Selama PPKM yang diperketat, mata pencarian rakyat memang terganggu karena pembatasan aktivitas dan mobilitas.

Namun, perlu diperhatikan bahwa pembukaan 'keran' aktivitas dan moblitas ini sangat berisiko menimbulkan kenaikan kasus pada kemudian hari. Inilah salah satu biang keladi peningkatan pasien positif di Indonesia, mobilitas masyarakat yang tinggi saat Idul Fitri.

Kini ada tendensi mobilitas mulai meneingkat lagi. Per 24 Juli, indeks mobilitas masyarakat Indonesia dengan mengemudi berada di 95,89. Sudah hampir 100, kondisi normal sebelum pandemi.

Tren kenaikan mobilitas ini terjadi sejak 20 Juli, selepas PPKM Darurat berakhir. Ini tentu harus menjadi perhatian, karena sangat mungkin mobilitas yang tinggi ini bukan hanya mengangkut manusia tetapi juga virus corona.

corona

Sementara aktivitas warga di perumahan mulai berkurang, meski masih di atas kondisi normal sebelum pandemi. Pada 22 Juli, tingkat aktivitas di perumahan adalah 12% di atas normal, terendah sejak 3 Juli. Artinya, masyarakat lambat laun mulai tidak #dirumahaja.

corona

Maka dari itu, Indonesia masih harus sangat hati-hati. Kalau pelonggaran aktivitas dan mobilitas menjadi kebablasan, maka Indonesia bisa kembali 'kebobolan'. Tentu sesuatu yang sangat tidak kita inginkan.

Pemerintah sudah memberikan rambu-rambu pelonggaran. Kini tinggal penegakan di lapangan, yang sama sekali bukan perkara gampang.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular