Tsunami Corona di RI

Merinding, Pabrik Peti Mati Kewalahan Produksi Setengah Mati

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
05 July 2021 15:45
Pekerja menyelesaikan pembuatan peti untuk jenazah Covid-19 di Batu Ceper, Kota Tangerang, Banten, Jumat (2/7/2021). Produksi peti jenazah ditempat tersebut sehari bisa memproduksi 300 hingga 450 peti dengan sistem kerja tiga shift. Menurut Frans Henrik (46) Kenaikan pembuatan peti jenazah naik 100 persen, untuk harga per unit mulai dari Rp. 1,2 juta hingga Rp.1,5 juta
Foto: Pembuatan Peti Jenazah Untuk Korban Covid-19. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebutuhan peti mati terus melonjak seiring tingginya kasus dan kematian akibat Covid-19. Produsen pun mengaku kewalahan dalam memenuhi permintaan tersebut. Salah satu langkahnya adalah menambah kapasitas produksi serta waktu shift bekerja. Alhasil, jumlah pekerja pun harus ditambah.

"Di pertengahan Juni cuma 75-100 peti sehari untuk produksi. Sejak minggu kedua tanggal 16 Juni melonjak langsung 250 pesanan kita. Saat ini 550-650 sehari produksinya. Sudah 3 shift, 24 jam dan pekerja jadi 150 orang, tadinya cuma 95-100 orang," kata Pemilik Eternity Funeral Services Frans Henrik kepada CNBC Indonesia, Senin (5/7/21).

Permintaan datang dari banyak pihak, mulai dari masyarakat per orangan hingga lembaga pemerintah. Alhasil, meski produksi kini telah mencapai 650 unit per hari, namun itu belum bisa memenuhi permintaan yang terus tinggi.

"Masih nggak cukup, di atas 1.000 (per hari) untuk mencukupi," sebut Frans.

Lonjakan permintaan itu dibarengi dengan harga yang ikut terkerek naik. Semula, Frans hanya menjual satu unit peti mati di angka Rp 950 ribu, namun harganya merangkak naik menjadi Rp 1,15 juta, kemudian kini di kisaran Rp 1,3 hingga Rp 1,5 juta. Kenaikan itu tidak terhindarkan karena ada penambahan jumlah pegawai serta kenaikan harga dari bahan baku.

Pekerja menyelesaikan pembuatan peti untuk jenazah Covid-19 di Batu Ceper, Kota Tangerang, Banten, Jumat (2/7/2021). Produksi peti jenazah ditempat tersebut sehari bisa memproduksi 300 hingga 450 peti dengan sistem kerja tiga shift. Menurut Frans Henrik (46) Kenaikan pembuatan peti jenazah naik 100 persen, untuk harga per unit mulai dari Rp. 1,2 juta hingga Rp.1,5 jutaFoto: Pembuatan Peti Jenazah Untuk Korban Covid-19. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Pekerja menyelesaikan pembuatan peti untuk jenazah Covid-19 di Batu Ceper, Kota Tangerang, Banten, Jumat (2/7/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

"Kenaikan harga kayunya fleksibel, misal hari ini sekian, besok bisa 2,5x lipat dan itu mesti tunai. Dulu bisa utang, sekarang mereka sudah tahu karena barang susah," sebut Frans.

Meski harus membayar tunai, stok persediaan kayu pun kian terbatas karena banyak orang yang mulai mencari keuntungan dengan memproduksi peti mati. Frans mengaku sudah mencari pemasok lain, namun itu pun tidak mudah. Alhasil, penambahan kapasitas produksi masih sulit dilakukan meski permintaan tetap tinggi.

"Produksi bisa tambah orang, tapi bahan baku nggak ada repot, gitu juga sebaliknya. SDM masih bisa diadakan, tapi bahan baku susah. Mereka minta tunai sementara pemerintah nggak bisa tunai, sulitnya disini mau berapa banyak menalangi," sebut Frans.

Jumlah kematian Covid-19 di Indonesia makin menjadi-jadi, pada Minggu (4/7) pasien meninggal bertambah 555 menjadi 60.582. Jumlah kematian ini merupakan rekor tertinggi selama pandemi di Indonesia. Sebelumnya pada Jumat (2/7/2021) hingga pukul 12.00 WIB, sempat rekor kematian mencapai 539 orang dalam sehari.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Corona Makin Ngeri, Pemerintah Daerah Sampai Utang Peti Mati!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular