Internasional

Awas Ancaman Perang Dunia III dari Laut Hitam, Rusia vs Barat

sef, CNBC Indonesia
01 July 2021 08:00
Pesawat tempur jet Rusia terbang di atas jembatan yang menghubungkan daratan Rusia dengan Semenanjung Krimea dengan kapal kargo di bawahnya setelah tiga kapal angkatan laut Ukraina dihentikan oleh Rusia dari memasuki Laut Azov. Reuters/Pavel Rebrov

Jakarta, CNBC Indonesia -Laut Hitam makin panas. Dominasi Rusia di Krimea 'dijawab' negara-negara Barat.

Krimea disebut dicaplok Rusia dari Ukraina pada 2014. Negeri Presiden Vladimir Putin itu mengklaim perairan di sekitar semenanjung itu sebagai bagian dari wilayahnya, termasuk Selat Kerch di ujung timur Krimea.

Sebagian besar negara tidak mengakui pengambilalihan tersebut dan mendukung klaim Ukraina atas perairan tersebut. Pada tahun 2018, pasukan Rusia sempat naik dan mengambil alih tiga kapal angkatan laut Ukraina saat mereka menuju Selat Kerch.

Hal ini pun makin memanas kini. Pada pekan lalu ketegangan juga terjadi antara Rusia dan Inggris di laut yang sama.

Jet tempur Rusia bahkan melemparkan tembakan peringatan dan bom ke arah kapal perang Inggris HMS Defender, yang disebut Kremlin memasuki wilayahnya, pekan lalu. Inggris membantah adanya tembakan peringatan seraya menegaskan Rusia hanya melakukan latihan tembak reguler.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson membela rute yang diambil oleh kapal perusak Angkatan Laut Kerajaan. Menurut Johnson itu adalah rute internasional.

Ini dibalas lagi oleh Rusia. Bahkan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov memperingatkan bahwa militer negaranya benar-benar akan menembak kapal Inggris tanpa tembakan peringatan.

"Kami dapat meminta akal sehat, menuntut penghormatan terhadap hukum internasional, dan jika itu tidak berhasil, kami dapat membom," kata Ryabkov kepada media Rusia.

Belum selesai di situ, Rusia juga dilaporkan panas dengan Belanda di Laut yang sama. Negeri Putin berperilaku agresif ke kapal perang negara itu yang merapat ke Krimea.

Kementerian Pertahanan Belanda memaparkan kejadian tersebut berlangsung Kamis pekan lalu. Kapal fregat HNMLS Evertsen, 'diganggu' berulang kali selama lima jam di tenggara Krimea, yang diklaim Rusia.

"Jet Rusia, terbang sangat rendah dan dekat, melakukan serangan tipuan," kata lembaga negara itu, dikutip AFP.

"Jet tempur itu dipersenjatai dengan bom dan rudal... Setelah berjam-jam intimidasi, gangguan juga terjadi pada peralatan elektronik Eversten."

Menteri Pertahanan Belanda Ank Bijleveld-Schouten mengatakan tindakan Rusia itu tidak bertanggung jawab. Belanda, kata dia, akan berbicara kepada Rusia tentang hal ini.

"Evertsen memiliki hak untuk berlayar di sana. Tidak ada pembenaran apa pun untuk tindakan agresif semacam ini, yang juga meningkatkan risiko kecelakaan yang tidak perlu," katanya.

Dalam sebuah pernyataan pekan lalu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Armada Laut Hitam mengerahkan jet tempur Su-30 dan pembom Su-24 untuk mencegah pelanggaran perbatasan di perairan teritori Rusia. Disebutkan bagaimana Eversten masuk ke arah Selat Kerch.

"Penerbangan pesawat Rusia dilakukan sesuai dengan aturan internasional untuk penggunaan wilayah udara," tambahnya, seraya menyebut kapal Belanda pergi setelah 'peringatan' Rusia dilakukan.

Sementara itu, di Laut yang sama Ukraina dan Amerika Serikat (AS) mengadakan latihan militer yang melibatkan lebih dari 30 negara. Ini dilakukan sejak Senin (28/6/2021) lalu, meski ada protes keras dari Rusia.

Latihan yang dinamakan Sea Breeze 2021, akan dilakukan hingga dua minggu ke depan. Ini melibatkan sekitar 5.000 personel militer dari NATO dan sekutu lainnya, serta sekitar 30 kapal dan 40 pesawat.

Ukraina mengatakan tujuan utamanya latihan militer ini adalah untuk mendapatkan pengalaman terkait cara menjaga perdamaian dan keamanan multinasional. Bersitegang dengan Rusia, Ukraina kerap meminta bantuan NATO.

Halaman 2>>

Ketegangan ini membuat dunia kembali khawatir akan perang. Potensi Perang Dunia ke-III rawan.

Lalu akankah terjadi perang dunia III di sana?

Dalam komentar terbarunya Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan apa yang dilakukan AS dan sekutunya di Laut Hitam pekan lalu adalah "provokasi". Ini dilakukan untuk mengetes respons Moskow.

Namun Putin menegaskan hal tersebut tak akan memicu Perang Dunia III. Meski Rusia menembak kapal Barat, kata Putin, AS cs tahu mereka tak akan menang dalam peperangan tersebvut.

"Bahkan jika kami menenggelamkan kapal (Inggris) ini, akan sulit membayangkan dunia berada di ujung Perang Dunia ke-3," kata Putin dalam sebuah siaran langsung konferensi telepon di Moskow, dikutip dari Associated Press Rabu (30/6/2021).

"Karena mereka yang melakukannya tahu bahwa mereka tak akan bisa jadi pemenang dalam perang ini."

Melansir Live Science sebenarnya ketegangan Rusia dan Ukraina soal Krimea sudah berlangsung ribuan tahun. Sejak tahun 1954, Krimea memang menjadi wilayah Ukraina karena 'diberikan'pemimpin Uni Soviet kala itu, Nikita Khruschev.

Secara politik, wilayah ini dekat dengan Ukraina. Namun secara ikatan budaya, ia dekat dengan Rusia.

Krimea kaya sumber pangan. Dari data pemerintah, lebih dari 50% ekonomi Krimea dikhususkan untuk industry pangan dan distribusi.

Krimea juga tujuan wisata populer. Ia juga jadi landscape jaringan pipa gas alam Rusia ke wilayah Eropa yang ada di lanskap Ukraina.




Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular