Internasional

Panas di Laut Hitam, AS-Ukraina Join Militer Lawan Rusia

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
30 June 2021 13:06
Foto selebaran yang dirilis pada hari Rabu, 14 April 2021 oleh Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan, Sebuah kapal angkatan laut Rusia terlihat selama latihan angkatan laut di Laut Hitam. Rusia bersikeras bahwa mereka memiliki hak untuk menutup wilayah Laut Hitam untuk kapal angkatan laut asing dan menolak kritik Ukraina dan Barat atas tindakan tersebut. (Russian Defense Ministry Press Service via AP)
Foto: AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina dan Amerika Serikat (AS) mengadakan latihan militer yang melibatkan lebih dari 30 negara di Laut Hitam. Ini dilakukan sejak Senin (28/6/2021) lalu, meski ada protes keras dari Rusia.

Latihan yang dinamakan Sea Breeze 2021, akan dilakukan hingga dua minggu ke depan. Ini melibatkan sekitar 5.000 personel militer dari NATO dan sekutu lainnya, serta sekitar 30 kapal dan 40 pesawat.

Ukraina mengatakan tujuan utamanya latihan militer ini adalah untuk mendapatkan pengalaman terkait cara menjaga perdamaian dan keamanan multinasional. Latihan dilakukan di tengah ketegangan Barat dan Ukraina dengan Rusia soal Krimea.

Rusia disebut mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014. Negeri Presiden Vladimir Putin itu mengklaim perairan di sekitar semenanjung itu sebagai bagian dari wilayahnya, termasuk Selat Kerch di ujung timur Krimea.

Sebagian besar negara tidak mengakui pengambilalihan tersebut dan mendukung klaim Ukraina atas perairan tersebut. Pada tahun 2018, pasukan Rusia sempat naik dan mengambil alih tiga kapal angkatan laut Ukraina saat mereka menuju Selat Kerch.

Ini membuat Ukraina meminta dukungan NATO. Sejak awal 2021, situasi di wilayah tersebut memanas seiring gencarnya Rusia melakukan latihan militer.

Sebelumnya, sejak pekan lalu, Kedutaan Rusia di Washington telah menyerukan agar latihan dibatalkan. Kementerian pertahanan Rusia mengatakan akan bereaksi jika perlu untuk melindungi keamanan nasionalnya sendiri.

Pekan lalu Rusia mengklaim telah melepaskan tembakan peringatan dan menjatuhkan bom di jalur pelayaran kapal perang Inggris, HMS Defender, di periaran yang sama. Negeri Ratu Elizabeth disebut Rusia melakukan aksi provokasi yang mengganggu kedaulatan.

Inggris sendiri menolak laporan Rusia tentang insiden itu dengan mengatakan pihaknya yakin setiap tembakan yang ditembakkan adalah "latihan meriam" yang telah diumumkan sebelumnya dan tidak ada bom yang dijatuhkan. London menambahkan bahwa keberadaan kapal perangnya di sana adalah atas permintaan Ukraina.

Tak hanya dengan kapal Inggris, yang terbaru kapal perang Belanda HMNLS Evertsen melaporkan telah diganggu jet tempur Rusia pada Kamis lalu. Kementerian Pertahanan Belanda menyebut kapal itu diganggu berulang kali selama lima jam di tenggara Semenanjung Krimea.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Sebut AS Sebagai Musuh

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular