Jokowi, Ledakan Covid & Lockdown yang Harus Dibayar Mahal!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
22 June 2021 10:27
Pelabuhan Tanjung Priok
Foto: REUTERS/Darren Whiteside

Pandemi virus corona adalah tragedi kesehatan dan kemanusiaan. Namun kemudian /pagebluk/ ini bertransformasi jadi bencana sosial-ekonomi yang bisa berpengaruh besar terhadap kegiatan masyarakat.

Virus mematikan yang masih berkeliaran membuat pemerintah tetap membatasi aktivitas dan mobilitas masyarakat. Selain karena anjuran pemerintah, sebagian masyarakat juga masih secara sukarela mengurangi kegiatan di luar rumah karena khawatir tertular.

Padahal mobilitas manusia adalah kunci pertumbuhan ekonomi. Tanpa mobilitas yang tinggi, 'roda' perekonomian bakal macet, tidak bisa bergerak cepat. Apalagi kalau kemudian negara sampai memberlakukan karantina wilayah (/lockdown/) total, praktis ekonomi bakal 'mati suri'.

Ini yang terjadi di Indonesia tahun lalu. Pada awal kuartal II-2020, pemerintah memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hasilnya langsung terasa, Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2020 tumbuh -5,32%, terendah sejak kuartal I-1999.

Selepas itu, pemerintah mulai memberikan kelonggaran. Ini membuat kontraksi ekonomi semakin melandai. Namun karena PDB masih terus mengalami kontraksi, Indonesia resmi masuk ke zona resesi ekonomi.

Situasi ini pernah menjadi perhatian serius Jokowi. Kala itu, Jokowi merasa bersyukur Indonesia tidak melakukan lockdown karena dampak pandemi masih bisa dimitigasi.

"Saya enggak bisa bayangin kalau kita dulu lockdown gitu. Mungkin [pertumbuhan ekonomi] bisa minus 17 [persen]," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada gubernur di Istana Bogor, pertengahan tahun lalu.

Kini, situasi Indonesia memang sudah jauh lebih baik ketimbang tahun lalu. Hampir dapat dipastikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2021 akan tumbuh positif, bahkan melejit.

Namun, bukan berarti jika lockdown diberlakukan semua akan baik-baik saja. Lockdown bisa saja menyelamatkan nyawa manusia, tapi harga yang dibayar sangat mahal karena mata pencahariaan jutaan rakyat Indonesia akan sirna begitu saja.

(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular