
Jokowi, Ledakan Covid & Lockdown yang Harus Dibayar Mahal!

Pandemi Covid-19 di Indonesia memang semakin tidak terkendali. Kini, total kasus di tanah air telah mencapai dua juta kasus dengan beberapa wilayah seperti Kudus, Bangkalan, hingga DKI Jakarta menjadi pusat penyebaran.
Situasi ini lantas membuat sejumlah pihak mendesak pemerintah agar memberlakukan lockdown. Tak sedikit yang menganggap, bahwa lockdown merupakan cara paling ampuh menekan corona.
Harus diakui, ada sejumlah negara tetangga yang sukses meredam penyebaran Covi-19 seperti Singapura maupun Malaysia. Nama terakhir, bahkan kini sudah mulai melonggarkan kebijakan lockdown-nya seiring dengan meredanya kasus Covid-19.
Lantas, berapa sih biaya yang perlu dikeluarkan pemerintah jika Indonesia menerapkan lockdown?
Pada tahun lalu, Jokowi sempat mengutarakan estimasi biaya yang dibutuhkan jika satu wilayah memutuskan untuk lockdown. DKI Jakarta misalnya, biaya untuk mencukupi seluruh kebutuhan masyarakat Ibu Kota jika lockdown bisa mencapai Rp 550 miliar.
"Untuk Jakarta saja, pernah kami hitung-hitungan per hari membutuhkan Rp 550 miliar. Hanya Jakarta saja. Kalau Jabodetabek tiga kali lipat. Itu per hari," kata Jokowi saat berbincang dengan Najwa Shihab pada tahun lalu.
Najwa sempat bertanya apakah keputusan pemerintah kala itu tak ingin melakukan lockdown lantaran tak memiliki dana yang cukup. Namun, Jokowi membantah dengan tegas hal tersebut.
"Jadi dalam memutuskan setiap negara itu beda-beda. Karena karakternya beda, tingkat kesejahteraannya beda, tingkat pendidikan beda, tingkat kedisiplinan berbeda, geografis berbeda, kemampuan fiskal berbeda. Engga bisa kita disuruh meniru negara lain," kata Jokowi kala itu.
Sejauh ini, pemerintah telah menetapkan anggaran untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp 699,4 triliun. Hingga 18 Juni, realisasi anggaran pemulihan ekonomi baru mencapai Rp 226,6 triliun atau 32% dari pagu yang ditetapkan.
Halaman Selanjutnya, >>>>> Lockdown Memang Pilihan Sulit
(cha/cha)