Internasional

Malaysia Resmi Full Lockdown Hari Ini, RI Wajib Waspada

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
01 June 2021 07:01
Virus Outbreak Malaysia
Foto: AP/Vincent Thian

Jakarta, CNBC IndonesiaMalaysia mulai hari ini melakukan penguncian penuh alias full lockdown melalui perintah kendali pergerakan (MCO) ke-4. Aturan akan berlaku hingga 14 Juni 2021 mendatang.

Pengumuman disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin pada Jumat (28/5/2021) lalu. "Hanya sektor ekonomi dan jasa penting yang akan diizinkan untuk beroperasi," kata Muhyiddin, dikutip dari Straits Times.

Menteri Senior Keamanan Ismail Sabri Yaakob mengatakan bahwa hanya 17 sektor penting yang akan diizinkan beroperasi selama lockdown. Ini mirip dengan MCO pertama yang dilakukan Maret dan Mei tahun lalu ketika sebagian besar kegiatan ekonomi dan sosial dilarang.

Kegiatan ekonomi yang diperbolehkan terus berlangsung antara lain usaha makanan dan minuman, utilitas, transportasi, perbankan, dan e-commerce. Termasuk sektor komunikasi meliputi media, telekomunikasi dan jasa pos.

Full lockdown dilakukan pasca Malaysia terus mencatat rekor pada penularan corona sejak pekan kemarin. Malaysia pada hari Sabtu (29/5/2021) melaporkan 9.020 infeksi baru dan 98 kematian akibat virus corona, yang merupakan rekor tertinggi di kedua kategori tersebut.

Kasus turun sedikit menjadi 6.999 infeksi baru dengan 79 kematian pada hari Minggu. Tetapi kasus aktif terus meningkat karena pemulihan tetap tertinggal di belakang infeksi baru.

Secara agregat, Malaysia sekarang memiliki 78.017 kasus virus corona aktif, dengan 846 orang menerima perawatan intensif di rumah sakit. Sekitar setengah dari mereka dalam perawatan intensif menggunakan dukungan ventilator.

Menurut sejumlah warga yang dihubungi CNBC Indonesia di Malaysia, situasi tegang terlihat di sejumlah sisi Kuala Lumpur, persis sehari sebelum MCO 4 diberlakukan. Pasukan turun berjaga untuk mengawasi warga.

Kawat berduri juga terlihat di beberapa sisi jalan. Hanya dua warga dalam satu keluarga yang boleh keluar untuk berbelanja kebutuhan pokok.

Saat MCO 1 dilakukan Maret 2020, Malaysia mencatat bahwa ekonomi negara itu hampir runtuh, di mana negara kehilangan RM2,4 miliar atau Rp 8,4 triliun per hari. Pemerintah memberikan bantuan ekonomi senilai RM340 miliar (Rp 117 triliun).

Halaman 2>>>

Lockdown total Negeri Jiran bukan hanya berdampak ke ekonomi tetangga RI itu saja. Hal ini dipastikan membawa efek ke Indonesia.

Sebagai negara yang berbatasan langsung dengan Malaysia, lonjakan kasus Covid-19 di negara tersebut memiliki dua konsekuensi bagi RI. Yakni seputar perdagangan dan soal pandemi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Malaysia merupakan salah satu dari 10 destinasi ekspor terbesar RI. Pada April lalu tercatat ekspor RI ke Malaysia mencapai US$ 910 juta (sekitar Rp 12,9 triliun, asumsi Rp 14.200/US$) atau menyumbang 5,21% total ekspor bulan tersebut.

Malaysia menjadi negara destinasi ekspor terbesar ke-5 bagi Indonesia setelah China, Amerika Serikat (AS), Jepang dan India. Pembatasan yang dilakukan oleh Malaysia memiliki dampak negatif terutama bagi sektor pertambangan RI terutama batu bara, besi dan baja.

Mobilitas publik yang dibatasi, kapasitas operasional pabrik yang juga terbatas membuat permintaan listrik untuk sektor komersial dan industri menjadi berkurang. Hal tersebut berarti permintaan terhadap batu bara juga menurun.

Di sisi lain Malaysia dan Indonesia juga berbatasan darat secara langsung. Pulau Kalimantan menjadi wilayah geografis dimana kedua negara berbatasan darat. Berdasarkan data BPS, total kunjungan wisatawan mancanegara RI sepanjang tahun ini didominasi oleh Timor Leste dan Malaysia.

Turis Malaysia yang datang ke Indonesia kemungkinan besar adalah mereka yang berasal dari Sabah dan Serawak melalui jalur darat. Dua negara bagian tersebut kini mengalami kenaikan kasus corona, sehingga dapat berdampak ke kenaikan kasus infeksi di RI jika masih ada pelancong dari Negeri Jiran yang berkunjung.

Halaman 3>>>

Sementara itu, lockdown yang berlaku di Malaysia ini juga menjadi peringatan penting bagi Indonesia yang merupakan tetangga langsung dari negara itu. Bahkan RI diminta waspada.

"Lockdown Malaysia menjadi sebuah alarm jelas bagi Indonesia karena sebenarnya situasi Indonesia jauh lebih serius dibanding Malaysia," ujar ahli epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman, saat dikonfirmasi CNBC Indonesia, Senin (31/5/2021).

Dicky menjabarkan ada beberapa hal yang melandasi argumen mengapa kondisi Covid-19 di Indonesia lebih serius. Pertama yakni mengenai pelaporan angka kematian.

"Di tengah minimnya 3T (testing, tracing,treatment) dan sistem pelaporan kita, angka kematian Indonesia jauh lebih tinggi dari Malaysia," ujarnya melalui pesan singkat yang diterima CNBC Indonesia, Senin (31/5/2021)

Kedua yakni jumlah testing yang dilakukan. Malaysia dapat melaporkan angka yang cukup besar dari hasil testing dengan rasio 3 per 1000.

"Jumlah tes yg dilakukan di Malaysia per 1000 populasi tiga kali lebih tinggi dari Indonesia," pungkasnya.

Ketiga yakni laju vaksinasi, di mana Malaysia sudah paling tidak memberi satu dosis vaksin kepada 0,2% per 100 orang dalam seminggu. Indonesia hanya memberi 0,15% per 100 orang per minggu.

Keempat yakni positivity rate, di mana Malaysia hingga saat ini stabil di angka 6% dan masih di bawah Indonesia yang mencapai 10%. "Test positivity rate Malaysia secara stabil jauh lebih baik dari Indonesia, yang artinya secara pengendalian juga jauh lebih baik."

Corona MalaysiaFoto: Corona Malaysia
Corona Malaysia

Corona MalaysiaFoto: Corona Malaysia
Corona Malaysia



Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular