Internasional

Jepang Ancam Junta Militer Myanmar, Ada Apa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
21 May 2021 15:27
Buddhist monks flashing with three-fingered sign of defiance lead a protest march supporting the Committee Representing Pyidaungsu Hluttaw, comprising elected members of Parliament who were not allowed to take their seats after the Feb. 2021 military coup, in Mandalay, Myanmar, Wednesday, March 17, 2021. Demonstrators against last month's military takeover in Myanmar carried on protesting Wednesday despite no letup in the security forces' deadly crackdown against them. (AP Photo)
Foto: AP/STR

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Jepang mengancam membekukan seluruh aliran bantuan yang mereka tujukan ke Myanmar. Ini karena junta militer, yang melakukan kudeta pada 1 Februari lalu, masih menggunakan kekerasan ke massa anti-kudeta.

"Kami tidak ingin melakukan itu sama sekali, tetapi kami harus menyatakan dengan tegas bahwa akan sulit untuk melanjutkannya dalam keadaan seperti ini," kata Menlu Jepang Toshimitsu Motegi kepada surat kabar Nikkei, Jumat (21/5/2021).

"Sebagai negara yang mendukung demokratisasi Myanmar dengan berbagai cara, dan sebagai sahabat, kita harus mewakili masyarakat internasional dan menyampaikannya dengan jelas."

Maret lalu Tokyo juga sempat mengancam menghentikan semua bantuan baru untuk Myanmar sebagai tanggapan atas kudeta. Namun hingga saat ini, Negeri Sakura belum menjatuhkan sanksi termasuk ke individu militer seperti beberapa negara lain.

Motegi mengatakan Jepang adalah penyedia bantuan ekonomi terbesar bagi Myanmar karena Tokyo juga memiliki hubungan jangka panjang dengan militer negara itu. Menurut Nikkei, Jepang memberikan US$ 1,74 miliar (Rp 25 triliun) dalam bantuan pembangunan ke Myanmar pada tahun fiskal 2019, lebih banyak daripada negara lain.

Sebelumnya seorang jurnalis Jepang, Yuki Kitazumi, ditangkap oleh junta Myanmar saat sedang meliput demonstrasi anti-kudeta. Ia telah dibebaskan setelah Jepang menawarkan US$ 4 juta (Rp 57 miliar) untuk bantuan darurat melalui Program Pangan Dunia ke Myanmar.

Sesaat setelah tiba di Tokyo, Kitazumi meminta pemerintah Jepang untuk memiliki "keberanian" agar menggunakan pengaruhnya dengan militer Myanmar. "Orang-orang di Myanmar berharap dan berharap bahwa pemerintah Jepang akan mengambil tindakan nyata," katanya dalam konferensi pers.

Kitazumi menggambarkan pertemuan tahanan politik yang mengatakan kepadanya bahwa mereka dan orang lain disiksa di tahanan, termasuk pemukulan, dan terus terjaga sepanjang waktu. "Saya berharap kekuatan pemerintah Jepang yang membebaskan saya akan digunakan untuk orang-orang di Myanmar," katanya.

Sejauh ini lebih dari 800 orang tewas di Myanmar dalam kerusuhan sejak militer menggulingkan Suu Kyi dalam kudeta 1 Februari. Demonstrasi masih terjadi hingga saat ini menuntut demokrasi.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jepang Setop Bantuan ke Myanmar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular