
Myanmar Krisis Gak Ngaruh, Junta Dapat Investasi Asing Rp35 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi Investasi Myanmar (MIC) yang dikendalikan rezim junta militer Myanmar menyetujui proyek investasi asal China senilaiĀ US$ 2,5 miliar atau setara Rp 35 triliun. Proyek ini terkait pembangunan pembangkit listrik gas alam cair (LNG).
The Irrawaddy melaporkan MIC yang diketuai oleh Letnan Jenderal Moe Myint Tun mengungkapkan bahwa proyek itu akan memasok 100% hasil daya listriknya ke dalam negeri. "Termasuk mengamankan jaringan nasional pada tahun 2030," tulis media lokal Myanmar tersebut dikutip Senin (10/5/2021).
Proyek LNG itu sendiri kemungkinan besar akan menjadi proyek pembangkit listrik Mee Lin Gyaing yang didukung China di Delta sungai Irrawaddy. Sebelum kudeta, proyek Mee Lin Gyaing adalah salah satu dari dua proyek LNG yang menunggu persetujuan resmi.
Proyek yang akan menghasilkan daya 1.390 MW itu akan dikembangkan bersama oleh Yunnan Provincial Energy Investment Group Co. Ltd., UREC, Zhefu Holding Group Co. Ltd. dan Supreme Group. Proyek ini diharapkan selesai pada 2023, dengan 35% dari tenaga yang dihasilkan akan didistribusikan ke Wilayah Ayeyarwady, sisanya ke Yangon melalui jaringan nasional.
Pejabat yang dekat dengan masalah tersebut mengatakan "kemungkinan" bahwa proyek LNG Mee Lin Gyaing termasuk di antara yang disetujui. Tetapi menolak berkomentar lebih lanjut.
Selain proyek LNG itu, MIC mengatakan bahwa pihaknya juga telah menyetujui proyek baru untuk peternakan dan manufaktur. Total ada 15 investasi yang akan diteken.
Sementara itu ketidakstabilan di Myanmar telah membuat beberapa perusahaan asal negara-negara Barat, Korea Selatan, dan Jepang, menarik investasinya dari Negeri seribu pagoda itu. Seluruh perusahaan itu berasal dari berbagai macam industri seperti energi, baja, dan makanan ringan.
Bank Dunia mengungkapkan bahwa ekonomi Myanmar berada dalam bahaya yang mengerikan dan diproyeksikan mengalami kontraksi sebesar 10% tahun ini karena dampak dari pengambilalihan militer.
Baru-baru ini, Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa semua laporan keuangan sejak kudeta mengindikasikan Myanmar mendekati keruntuhan ekonomi.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warga Desa Myanmar Naik Darah, Junta Diserbu sampai ke Hutan