
Miss Myanmar 'Teriak' Pray for Myanmar di Ajang Miss Universe

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontestan Miss Universe asal Myanmar, Thuzar Wint Lwin,buka suara terkait krisis di negerinya. Ia mendesak dunia menentang junta militer, yang pasukannya telah membunuh ratusan orang sejak kudeta pemerintah sipil 1 Februari lalu.
Hal ini disampaikannya dalam kompetisi kecantikan yang digelar di Seminole Hard Rock Hotel & Casino di Hollywood, Florida, AS, Minggu (16/5/2021) waktu setempat. Ia bahkan menunjukkan poster bertuliskan "Pray for Myanmar" saat penjurian kostum nasional.
"Orang-orang kami sekarat dan ditembak oleh militer setiap hari. Saya ingin mendorong semua orang untuk berbicara tentang Myanmar. Sebagai Miss Universe Myanmar sejak kudeta, saya telah berbicara sebanyak yang saya bisa," kata Thuzar dikutip Reuters.
Thuzar Wint Lwin merupakan salah satu dari puluhan selebritas, aktor, influencer media sosial, dan olahragawan Myanmar yang telah menyuarakan penentangan terhadap kudeta militer. Sayangnya, ia tidak berhasil mencapai babak terakhir kompetisi itu.
Tetapi ia memenangkan penghargaan untuk Kostum Nasional Terbaik. Kostum yang dia gunakan terinspirasi dari kostum etnis Chin di Myanmar barat laut di mana pertempuran berkecamuk dalam beberapa hari terakhir antaratentara dan pejuang milisi anti-junta.
Juru bicara junta Myanmar tidak memberikan tanggapan atas pernyataan Thuzar Wint Lwin. Ini merupakan kedua kalinya kontestan Myanmar menyuarakan anti junta di ajang kecantikan internasional.
Awal April lalu, seorang peserta Miss Grand International 2020 membuat karena sikapnya yang bersuara melawan junta militer. Dalam perhelatan Miss Grand International di Thailand pekan lalu, Miss Grand Myanmar, Han Lay, buka suara soal kekejaman militer di negaranya bahkan meminta tolong internasional untuk negaranya.
" Hari ini, di negara saya Myanmar ... banyak orang sekarat," katanya dikutip dari BBC International.
"Tolong bantu Myanmar. Kami sangat membutuhkan bantuan internasional dari Anda saat ini."
Menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), sebanyak 790 orang telah terbunuh oleh pasukan keamanan sejak kudeta. Sementara, lebih dari 5.000 orang telah ditangkap dan sekitar 4.000 orang masih ditahan, termasuk beberapa selebritas.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Miss Myanmar Minta Tolong di Kontes Kecantikan
