Internasional

Ketika Sungai Suci Gangga Dipenuhi Korban Corona India

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
20 May 2021 16:00
Several bodies are seen buried in shallow graves on the banks of Ganges river in Prayagraj, India. Saturday, May 15, 2021. Police are reaching out to villagers in northern India to investigate the recovery of bodies buried in shallow sand graves or washing up on the Ganges River banks, prompting speculation on social media that they were the remains of COVID-19 victims. (AP Photo/Rajesh Kumar Singh)
Foto: Beberapa jenazah terlihat terkubur di kuburan dangkal di tepi sungai Gangga di Prayagraj, India. Sabtu, 15 Mei 2021. (AP / Rajesh Kumar Singh)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ratusan mayat ditemukan terapung dan terkubur di pasir tepi sungai Gangga, India. Kejadian ini pun memicu kepanikan di antara penduduk desa karena area sungai telah berubah menjadi tumpukan mayat.

Para warga yang tinggal di sekitar sungai, khawatir jenazah yang menumpuk tersebut adalah korban Covid-19. Sungai suci itu biasa mereka gunakan airnya untuk membersihkan diri.

India kembali mencatatkan rekor kematian harian dengan lebih dari 4 ribu korban jiwa di gelombang kedua pandemi Covid-19. Tetapi para ahli yakin jumlah kematian jauh lebih banyak daripada yang terlaporkan.

Dilaporkan BBC International, beberapa saksi mata yang tinggal di distrik dengan kasus corona paling parah, Uttar Pradesh, menceritakan bahwa mayat-mayat yang ada di sungai itu terkait dengan kepercayaan tradisional. Ini pula gabungan dengan kemiskinan dan pandemi yang menewaskan seseorang dengan cepat.

Kengerian di Uttar Pradesh pertama kali terungkap pada 10 Mei ketika 71 mayat terdampar di tepi sungai di desa Chausa Bihar, dekat perbatasan negara bagian. Penduduk setempat mengatakan mayat-mayat itu telah terdampar selama beberapa hari.

Tetapi pihak berwenang mengabaikan keluhan mereka tentang jenazah yang sudah mengeluarkan bau busuk itu. Sampai berita tentang penemuan mayat di sungai menjadi berita utama di media lokal dan internasional.

Potret lusinan tubuh yang sudah membengkak dan membusuk juga ada di desa di distrik tetangga, Ballia. Surat kabar lokal Hindustan melaporkan bahwa polisi menemukan sekitar 62 mayat.

Secara tradisional, umat Hindu mengkremasi jenazah mereka. Tetapi banyak komunitas mengikuti apa yang dikenal sebagai "Jal Pravah".

Ini adalah praktik membuang mayat di sungai. Biasanya dilakukan untuk tubuh anak-anak, gadis yang tidak menikah, atau mereka yang meninggal karena penyakit menular atau gigitan ular.

Selain itu pembuangan mayat di sungai juga dilatarbelakangi banyak orang miskin yang tidak mampu membayar kremasi. Kadang-kadang, mayat diikat dengan batu untuk memastikan mereka terendam.

Di waktu normal, mayat yang mengapung di Sungai Gangga bukanlah pemandangan yang tidak biasa. Yang jarang terjadi adalah begitu banyak mayat yang muncul dalam waktu sesingkat itu, dan di banyak tempat di sepanjang tepi sungai.

Seorang jurnalis di Prayagraj mengatakan dia yakin banyak jenazah adalah pasien Covid yang meninggal di rumah tanpa tes atau orang miskin yang tidak mampu membayar kremasi.

"Ini memilukan," katanya.

"Semua orang ini adalah putra, putri, saudara laki-laki, ayah, dan ibu seseorang. Mereka pantas dihormati dalam kematian. Tetapi mereka bahkan belum menjadi bagian dari statistik - mereka meninggal tanpa diketahui dan dikuburkan tanpa diketahui."


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Please Jangan Ditiru RI, Corona Naik Lagi di India karena Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular