
Please Jangan Ditiru RI, Corona Naik Lagi di India karena Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah melaporkan penurunan signifikan dalam jumlah kasus Covid-19 selama beberapa bulan terakhir, beberapa negara bagian India kembali melihat peningkatan tajam kasus infeksi. Terutama pada bulan Februari 2021.
Pada awal Februari, dokter di kota Amravati, negara bagian Maharashtra, melihat lonjakan mendadak jumlah orang yang menderita Covid-19. Kota ini berlokasi sekitar 700 km (435 mil) dari ibu kota komersial India, Mumbai.
Kehidupan di kota penanaman kapas di negara bagian barat Maharashtra ini sebenarnya hampir kembali normal setelah gelombang pertama infeksi akhir tahun lalu. Ruang ICU dengan 1.600 tempat tidur rumah sakit milik negara dan setengah lusin rumah sakit swasta hampir kosong.
"Tapi semuanya berubah di bulan Februari, dan sekarang ada kepanikan di distrik ini," kata Anil Jadhav, jurnalis lokal, dikutip dari BBC International.
10.000 Kasus Lebih
Sejak awal Februari, Amravati telah mencatat lebih dari 10.000 kasus dan lebih dari 66 kematian akibat Covid. Lebih dari 1.000 menerima pengobatan untuk penyakit tersebut minggu ini.
Tingkat kasus positif dalam dua digit yang menakutkan. Amravati ditutup alias lockdown.
Menurut penduduk setempat, titik pusat kemunculan Covid-19 di kota berpenduduk 2,5 juta orang tersebut sebagian besar adalah daerah perkotaan yang padat.
"Kami benar-benar tidak tahu apa penyebab lonjakan itu. Yang mengkhawatirkan adalah seluruh keluarga terinfeksi. Ini benar-benar tren baru," kata Dr Shyamsunder Nikam, ahli bedah sipil di distrik tersebut.
Sejumlah kota tetangga Amravati juga mengalami peningkatan tajam dalam kasus.
Bukan hanya Maharashtra tempat kasus berkembang baru-baru ini. Beberapa negara bagian yakni Kerala, Karnataka, Telangana, Madhya Pradesh, Chhattisgarh dan negara bagian Punjab juga melaporkan lonjakan.
Perasaan yang Salah Soal Hidup Sudah Normal
Fenomena ini membingungkan para ilmuwan, pemodel penyakit, dan ahli epidemiologi. Alasan paling umum yang diberikan untuk lonjakan di beberapa negara bagian sama dengan di Maharashtra.
Yakni adanya pesta pernikahan besar, orang-orang yang tidak mengenakan masker, pembukaan kembali ruang bioskop. Lalu pusat kebugaran dan kolam renang, dan demonstrasi politik besar di negara bagian seperti Benggala Barat di mana pemilihan akan segera dilaksanakan.
Lalu apakah India sedang menatap gelombang Covid baru?
Ahli epidemiologi Dr Lalit Kant mengatakan "perasaan yang salah tentang kenormalan" telah menjadi alasa. Inilah yang membuat India sekarang kesulitan.
"Kami tidak bisa melepaskan kewaspadaan kami dan kami harus berhati-hati dalam membuka tempat pertemuan massal. Pengujian, penelusuran, dan isolasi harus ditingkatkan lagi secara besar-besaran di semua negara bagian, kami tidak bisa menunggu keadaan menjadi lebih buruk," katanya.
Kant menambahkan, peningkatan jumlah kasus di beberapa negara bagian tersebut diperkirakan karena mengikuti pola global. Ia mengaku memang melihat lonjakan di beberapa negara setelah jeda dua hingga tiga bulan.
Pakar pemodelan penyakit Gautam Menon setuju bahwa lonjakan itu sudah diperkiraan. "Pekerjaan pemodelan dan hasil survei sero akan menunjukkan bahwa sebagian besar India masih rentan terhadap penyakit ini, jadi kebangkitan jenis yang kita lihat tidak terlalu mengejutkan," katanya.
Menon mengatakan satu-satunya kesimpulan yang masuk akal adalah bahwa pengawasan lemah dan kenaikan tidak terdeteksi sejauh ini. Alasan lain yang mungkin, kata para ahli, adalah mutasi.
Virus sering bermutasi untuk mengubah kode genetiknya. Mutasi memungkinkan virus menyebar lebih cepat dan, dalam beberapa kasus, membuat antibodi menjadi kurang efektif.
Ini telah terlihat di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil. Varian baru dari negara-negara ini telah menyebar lebih cepat dalam kelompok besar. Kasus yang terkait dengan strain ini telah terdeteksi di India, tetapi belum ada bukti bahwa mereka telah menyebar di masyarakat.
Per Senin (1/3/2021), India tercatat memiliki 11.112.241 kasus infeksi, dengan 157.195 kematian, dan 10.786.457 pasien berhasil sembuh, menurut data Worldometers.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article India Warning! Lockdown Longgar, Kasus Covid Tembus 6,3 Juta