"Bak Medan Perang", 30 Orang Tewas Terbunuh di Myanmar

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi di Myanmar makin chaos. Demonstrasi berbuntut kerusuhan terjadi Minggu (28/2/2021).
PBB menyebut 18 orang tewas karena tertembak peluru aparat kemarin. Melansir AFP yang mengutip Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sejak demo berlangsung awal Februari, setidaknya 30 orang telah tewas terbunuh pasukan keamanan.
"Myanmar seperti medan perang," kata seorang warga yang menjadi cardinal Katolik di negeri Buddha itu, Charles Maung Bo melalui Twitter, dikutip Senin (1/3/2021).
Sementara laporan reporter Al-Jazeera dari Bangkok, Thailand, menyebut militer melawan pengunjuk rasa dengan lebih agresif. Aparat menggunakan peluru tajam.
"Mereka tidak takut untuk mengambil nyawa," lapor jurnalis Tony Cheng.
Setidaknya demo berdarah terjadi di empat kota di Myanmar, yakni Yangon, Mandalay, Bago dan Dawei. PBB dan Barat mengecam aksi ini dan berjanji akan memberikan sanksi.
"Keterlaluan, tidak dapat diterima," kata Direktur HAM Asia, Phil Roberton.
Sementara itu, media pemerintah menyalahkan para pendemo. Global New Light of Myanmar misalnya, menyebut pendemo anarkis.
Tindakan berat diambil karena pengunjuk rasa yang rusuh. "Tentara ... tidak bisa mengabaikan massa yang anarkis," sebut media itu.
Sebelumnya pemimpin de facto Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint dan sejumlah petinggi partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) ditahan sejak 1 Februari. Saat itu, militer menggulingkan pemerintah NLD dan mencegah pembentukan parlemen baru yang didominasi pasca kemenangan partai Suu Kyi di pemilu November 2020.
Tentara Myanmar mengambil alih kekuasaan dengan tuduhan kecurangan pemilu. Saat ini militer Myanmar yang dikenal dengan Tatmadaw itu mengumumkan bahwa negeri itu berada dalam status darurat selama setahun ke depan.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kudeta Myanmar, 'Lampu Merah' Ekonomi Negeri Pagoda Emas
