Tsunami Corona India

Heboh Penemuan Mayat Terkubur Seadanya di Tepi Sungai Gangga

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
17 May 2021 12:05
Bodies of suspected Covid-19 victims are seen in shallow graves buried in the sand near a cremation ground on the banks of Ganges River in Prayagraj, India, Saturday, May 15, 2021. (AP Photo/Rajesh Kumar Singh)
Foto: Jenazah korban Covid-19 terlihat di kuburan dangkal yang terkubur di pasir dekat tempat kremasi di tepi Sungai Gangga di Prayagraj, India, Sabtu, 15 Mei 2021. (AP / Rajesh Kumar Singh)

Jakarta, CNBC Indonesia - India kembali menemukan mayat-mayat di tepi Sungai Gangga. Kali ini, jenazah itu terkubur di pasir dangkal yang terhampar di sepanjang tepi sungai.

Polisi India menemukan fakta ini di kota Prayagraj, negara bagian Uttar Pradesh. Melansir Channel News Asia dan Reuters, saat hujan turun, kain-kain putih yang menutupi mayat terlihat dengan jelas.

Penemuan ini memicu spekulasi di media sosial bahwa mereka adalah jasad warga yang terinfeksi Covid-19. India sudah sejak April dihantam tsunami corona dengan rata-rata kasus 300.000 per hari dan kematian mencapai 4.000 per hari.

Para pejabat mengaku penguburan seperti ini lazim dilakukan selama beberapa dekade. Namun banyaknya jasad yang terlihat akhir pekan kemarin menimbulkan kekhawatiran tersendiri.

KP Singh, seorang perwira polisi senior, mengatakan pihak berwenang telah mengalokasikan tempat kremasi bagi mereka yang meninggal karena Covid-19 di tepi sungai Prayagraj. "Polisi tidak lagi mengizinkan penguburan di tepi sungai," katanya dikutip Senin (17/5/2021).

Selusin mayat juga ditemukan terkubur di pasir di dua lokasi di tepi sungai di distrik Unnao, 40 km barat daya Lucknow, ibu kota negara bagian Uttar Pradesh. Hakim Distrik Ravindra Kumar mengatakan penyelidikan sedang dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kematian.

Juru bicara pemerintah negara bagian, Navneet Sehgal, membantah laporan media lokal. Sebelumnya sejumlah media melaporkan lebih dari 1.000 mayat korban Covid-19 telah ditemukan dari sungai dalam dua minggu terakhir.

"Saya yakin badan-badan ini tidak ada hubungannya dengan Covid-19," katanya. Dia mengatakan beberapa penduduk desa tidak mengkremasi jenazah karena tradisi Hindu.

Tak hanya di negara bagian Uttar Pradesh, otoritas negara bagian Sehgal juga telah menemukan mayat di tepi sungai. Namun sayangnya otoritas tak memberi angka pasti.

Pekan lalu, 71 mayat ditemukan terdampar di tepi Sungai Gangga di negara bagian Bihar. Pihak berwenang melakukan pemeriksaan mayat tetapi mengatakan mereka tidak dapat memastikan penyebab kematian karena pembusukan.

Dua negara bagian besar India, Uttar Pradesh dan Bihar, dengan total hampir 358 juta orang, termasuk di antara yang paling terpukul dalam lonjakan yang melanda negara itu dengan jumlah kematian yang mengkhawatirkan.

Biaya Kremasi Mahal

Sementara itu, oranisasi filantropi, Bondhu Mahal Samiti melalui anggotanya Ramesh Kumar Singh mengatakan jumlah kematian sangat tinggi di daerah pedesaan. Menurutnya orang-orang miskin telah membuang jenazah di sungai karena mahalnya biaya pelaksanaan upacara terakhir dan kekurangan kayu.

Biaya kremasi meningkat tiga kali lipat. Kini untuk membakar jenazah keluarga harus mengeluarkan 15.000 rupee atau Rp 2,9 juta (asumsi Rp 194.64/rupee)

Kementerian Kesehatan pada Minggu melaporkan 311.170 kasus yang dikonfirmasi dalam 24 jam terakhir, turun dari 326.098 pada hari Sabtu. Data juga melaporkan 4.077 kematian tambahan, menjadikan total kematian menjadi 270.284.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tsunami Corona India 'Bahaya Besar' bagi Dunia, Ini Alasannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular