
Bergelimpangan, Hotel Bandung-Jogja-Surabaya Diobral & Tutup!

Hotel-hotel di daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) termasuk yang parah kena dampak pandemi. Jumlah hotel yang gulung tikar dari hari ke hari kian bertambah, tak heran banyak yang diobral.
"Ada beberapa unit usaha yang mulai tutup. Kemarin data kita 30, sekarang sudah meningkat jadi 50 di DIY per hari ini hotel dan resto yang tutup, ini hanya data yang masuk sebagai anggota PHRI DIY, jumlahnya 300-an. Kalau di luar PHRI, bisa dua kali lipat, ratusan," kata Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranawa Eryana beberapa waktu lalu.
Dari penelusuran CNBC Indonesia, ada hotel bintang 3 di Jl Taman Siswa Yogyakarta yang dijual dengan harga penawaran Rp. 60 miliar. Luas Tanah hotel ini 4.000 m2 dan Luas Bangunan : 1.500 m2 serta Jumlah Kamar sebanyak 45 kamar.
Kemudian ada juga penawaran hotel di hotel di Kabupaten Sleman dengan luas tanah 562 m2 serta luas bangunan 780 m2 dengan jumlah kamar 19. Fasilitasnya dengan seluruh furniture, elektronik dan kamar mandi dalam di setiap kamar + waterheater. Harga hotel ini di angka Rp 9,4 miliar.
Secara fundamental ternyata perhotelan di Jogja sudah mengalami titik jenuh, alias tak seimbang antara supply dan demand saat sebelum ada pandemi.
"Jogja suplai kamar banyak yang sudah oversupply. Di lain pihak, kondisi tamunya seperti ini (sepi karena pandemi), Jadi orang yang akan pergi ke luar kota untuk hal-hal nggak utama mereka akan kurangi," kata Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani.
Ketika masyarakat enggan untuk bepergian, maka sulit bagi industri pariwisata untuk tetap hidup. Hotel-hotel di Jogja lebih banyak yang kosong dibanding yang terisi.
"Banyak okupansi di Jogja yang di bawah 20%, jadi sulit. Mereka kondisinya kalau beroperasi berat, jadi banyak yang menghentikan operasinya," sebut Hariyadi.
(hoi/hoi)