Help! Pengusaha Hotel Makin Parah, Bisnis Berdarah-Darah

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
03 June 2021 17:25
Hotel JW Marriot Surabaya (Tangkapan Layar Website marriott.com)
Foto: Hotel JW Marriot Surabaya (Tangkapan Layar Website marriott.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor perhotelan belum juga menunjukkan tanda-tanda pulih meski telah melewati beberapa kali momen liburan. Terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat kunjungan turis asing ke Indonesia di bulan April mencapai 127,5 ribu kunjungan, mengalami penurunan sebesar 2,61% (mom) .

Di Indonesia kedatangan turis Malaysia dan Timor Leste secara konsisten menyumbang lebih dari 50% total kunjungan di sepanjang tahun 2021. Kedua negara tersebut merupakan negara tetangga yang berbatasan darat dengan Indonesia.

Namun, kontribusi kedua negara ini tidak begitu terasa bagi pengusaha di sektor perhotelan. Sekretaris Jenderal Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menilai kedatangan WNA yang masuk Indonesia tersebut kemungkinan besar bukan menjadi bagian dari wisatawan.

"Nggak cukup membantu. Yang datang yang pasti bukan wisatawan. Yang kita buka border itu masih travel corridor, bisnis esensial yang masuk seharusnya. Karena kita belum buka border untuk wisatawan," kata Maulana kepada CNBC Indonesia, Kamis (3/6/21).

Kemungkinan besar WNA yang masuk ke Indonesia memiliki kepentingan, baik bisnis, pekerjaan maupun keluarga, bukan untuk berlibur. Kalaupun masuk kategori wisatawan, maka dampaknya bisa terlihat pada dua daerah utama kunjungan wisatawan mancanegara, yakni Bintan, Kepri dan Bali.

"Melihat Bali pun walau sudah dibuka untuk domestik nggak akan bisa mengangkat karena kontribusi wisman sampai 70% sendiri. Kita sama-sama tau biasanya tiap tahun sebelum Covid-19 bisa 6 juta sendiri masuk ke situ. Memang Bali itu destinasi. Kalau bicara tadi Timor Leste lewat border manapun, poin utama nggak bisa liat data itu. Bicara wisman destinasi harus Bali dan Bintan," jelas Maulana.

Akibat menurunnya wisman, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di bulan April juga mengalami penurunan di April. BPS mencatat TPK April mencapai 34,6%. Lebih rendah dari Maret lalu di 36,1%. Namun jauh lebih tinggi dibandingkan dengan TPK April tahun lalu yang di bawah 15%.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hotel Makin Bergelimpangan, Puluhan Hotel Jogja Tutup Total!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular