Internasional

Obama Teriak Dunia Harus Tolak Junta Militer Myanmar

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
27 April 2021 06:12
Barack Obama
Foto: Barack Obama (REUTERS/Kamil Krzaczynski)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mendesak semua negara di dunia untuk melawan junta militer Myanmar. Ia menyuarakan solidaritasnya ke pengunjuk rasa pro demokrasi.

"Perhatian dunia harus tetap pada Myanmar," katanya di Twitternya sebagaimana dikutip pertama kali oleh AFP, Selasa (27/4/2021).

Ia berujar sangat terkejut dengan kekerasan junta ke warga sipil, yang disebutnya amat memilukan. Ia menyebut tindakan militer tidak sah dan brutal.

"Jelas, tidak akan pernah diterima oleh rakyat dan tidak boleh diterima dunia."

Kudeta Myanmar terjadi 1 Februari lalu. Junta menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan sejumlah politisi pengikutnya.

Hal ini menimbulkan gerakan massa pro demokrasi di seluruh Myanmar. Dalam laporan lembaga pemantau AAPP, hingga Minggu (25/4/2021) setidaknya 750 lebih warga sipil tewas akibat tindakan mematikan junta menangani pengunjuk rasa.

"Tetangga Myanmar harus mengakui bahwa pembunuh yang ditolak oleh rakyat akan membawa ketidakstabilan yang lebih besar, krisis kemanusiaan dan berisiko (membawa Myanmar) menjadi negara gagal," tegasnya lagi.

"Ini adalah masa-masa kelam."



Pernyataan Obama ini terjadi pasca negara-negara ASEAN melakukan pembahasan dengan junta militer di Jakarta, Sabtu (24/4/2021). KTT ASEAN bahkan mengundang Jenderal Senior Min Aung Hlaing, otak dari kudeta yang terjadi.

Mereka membahas diakhirinya kekerasan Myanmar. Namun sayangnya, kelompok oposisi yang digulingkan dan pro pemimpin de facto Aung San Suu Kyi tak dilibatkan.

Meski membuahkan lima poin penting, dengan komitmen Min Aung Hliang menghentikan kekerasan, sayangnya tak ada klausul tentang pembebasan para tahanan politik. Ini membuat kecaman muncul di netizen Myanmar.

Pernyataan ASEAN adalah tamparan di wajah orang-orang yang dianiaya, dibunuh dan diteror oleh militer," kata seorang pengguna Facebook bernama Mawchi Tun, dikutip Reuters, Minggu (25/4/2021).

"Kami tidak membutuhkan bantuan Anda dengan pola pikir dan pendekatan itu."

Sebelumnya di era Obama memimpin negeri Paman Sam, peralihan Myanmar menjadi demokrasi membuat AS mencabut embargo perdagangan dan sebagian besar sanksi. Saat itu Myanmar janji membuka diri, mengizinkan tender energi dan telekomunikasi ke perusahaan asing.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Myanmar Membara Lagi, Pro Junta Militer Diserang Granat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular