Innova-Fortuner Cs Dapat Diskon Pajak, Kenapa Nggak Free Aja?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 March 2021 11:05
Innova Facelift. (Dok: Hum3D)
Ilustrasi Toyota Innova (Dok: Hum3D)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana pemerintah untuk memberikan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil berkapasitas mesin hingga 2.500 cc semakin matang. Namun insentif bukan berbentuk pembebasan, hanya diskon.

Mengutip keterangan tertulis Kementerian Perindustrian, saat ini tarif PPnBM untuk mobil 1.501-2.500 cc adalah 20% untuk yang berpenggerak 4x2 dan 40% untuk 4x4. Nantinya tarif ini akan diturunkan.

Usulan skema saat ini adalah PPnBM Ditanggung Pemerintah (DTP) sebesar 50% untuk tahap pertama dan 25% pada tahap kedua untuk mobil 4x2. Jadi pada tahap I tarifnya adalah 10% dan tahap II ada di 15%.

Kemudian untuk 4x4, usulannya adalah PPnBM DTP 25% pada tahap I dan 12,5% pada tahap II. Ini membuat PPnbM yang dibayar konsumen adalah 30% pada tahap I dan 35% pada tahap II.

pajakSumber: Kementerian Perindustrian

Jika skema ini yang diputuskan, maka agak berbeda dengan insentif PPnBM untuk mobil kapasitas mesin sampai 1.500 cc. Tahap I adalah PPnBM sepenuhnya ditanggung pemerintah (100%) untuk masa pajak hingga Mei 2021.

Kemudian tahap II dikurangi 50% yang berlaku pada Juni-Agustus 2021. Tahap terakhir adalah pemerintah hanya menanggung PPnBM sebesar 25%, ini berlaku pada September-Desember 2021.

Soal kandungan lokal pun berbeda. Untuk mobil berkapasitas mesin hingga 1.500 cc, Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) wajib minimal 70%, sementara untuk 2.500 cc diusulkan setidaknya 60%.

Well, sepertinya alasan pemerintah tidak memberikan insentif pembebasan PPnBM untuk mobil 2.500 cc bisa diterima. Sebab penjualan mobil jenis ini masih lumayan, bisa tumbuh meski tanpa insentif.

Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil jenis sedan dengan kapasitas mesin 1.500-3.000 cc pada Februari 2021 adalah 439 unit. Naik di bulan sebelumnya yaitu 335 unit.

Sementara untuk jenis 4x2, penjualan mobil berkapasitas mesin 1.501-2.500 cc bulan lalu adalah 6.780 unit, naik dari 5.896 unit pada Januari 2021. Kemudian untuk jenis 4x4, penjualan mobil berkapasitas mesin 1.501-3.000 cc pada Februari 2021 adalah 329 unit, naik dari Januari 2021 yang sebanyak 171 unit.

Jadi sejatinya tanpa insentif PPnBM pun penjualan mobil gede ini sudah bisa naik. Diharapkan dengan pembebasan PPnBM, yang membuat harga turun sampai puluhan juta rupiah, penjualan lebih terdongkrak.

Halaman Selanjutnya --> Saham Otomotif Bakal Terangkat?

Industri otomotif adalah salah satu penyumbang terbesar di sektor industri manufaktur alias pengolahan selain makanan-minuman, tekstil, petrokimia, dan elektronika.

Otomotif adalah industri yang memiliki keterkaitan erat dengan berbagai sektor lainnya seperti baja, karet, kulit, sampai keuangan karena kredit masih menjadi pilihan untuk membeli kendaraan bermotor. Jadi, peningkatan penjualan mobil akan mendongrak berbagai sektor ekonomi lainnya.

Ketika permintaan mobil meningkat dan berbagai sektor bergerak, lapangan kerja baru akan tercipta. Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Perekonomian, menyebut sektor otomotif membuka jutaan lapangan kerja baik langsung maupun tidak langsung.

"Sektor otomotif memiliki 1,5 juta tenaga kerja langsung dan 4,5 juta tidak langsung. Ini memiliki 7.451 pabrik dan Rp 700 triliun sumbangan kepada PDB (Produk Domestik Bruto)," kata Airlangga belum lama ini.



Tidak cuma di sektor riil, kebijakan ini juga bakal terasa hingga ke sektor keuangan. Jika pembebasan PPnBM berhasil mengerek penjualan, maka saham emiten otomotif layak mendapat apresiasi sehingga prospek harganya menjanjikan.

Contoh, Verdhana dalam risetnya memperkirakan harga saham PT Astra International Tbk (ASII) bisa melonjak. Target harga untuk saham ASII bisa mencapai Rp 8.100.

Pada Jumat (26/3/2021), harga saham ASII ditutup di Rp 5.600. Kalau benar harga bisa menyentuh Rp 8.100, maka artinya ada potensi kenaikan 44,64%. Harga Rp 8.100 juga akan menjadi rekor tertinggi sejak Februari 2019.

"Astra akan menjadi pemenang sejati karena menguasai 100% segmen mobil 1.500-2.500 cc. Hanya Toyota Innova dan Fortuner yang memiliki TKDN lebih dari 70%. Di insentif sebelumnya untuk mobil 1.500 cc, Astra menguasai dua pertiga pasar," sebut riset Verdhana.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular