Warga +62 Mulai Doyan Belanja, Goodbye Resesi?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 March 2021 08:45
Warga lansia menjalani vaksinasi Covid-19 secara Drive thru di Kawasan Kemayoran, Jakarta, Rabu, (3/3/2021). Layanan vaksinasi COVID-19 untuk lansia secara drive thru dimulai pada Rabu, 3 Maret hingga akhir tahun 2021. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Warga lansia menjalani vaksinasi Covid-19 secara Drive thru di Kawasan Kemayoran, Jakarta, Rabu, (3/3/2021). Layanan vaksinasi COVID-19 untuk lansia secara drive thru dimulai pada Rabu, 3 Maret hingga akhir tahun 2021. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Awalnya vaksinasi di Tanah Air mengandalkan vaksin CoronaVac buatan perusahaan farmasi asal China, Sinovac. Kini Indonesia sudah kedatangan vaksin lain yaitu bikinan AstraZaneca-Universitas Oxford sebanyak 1,11 juta dosis.

Vaksin ini didatangkan dengan skema COVAX, kerja sama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI). Sebagai negara berkembang, Indonesia memang berhak memperoleh jatah skema COVAX.

Vaksin, jika efektif, akan membentuk kekebalan tubuh untuk melawan virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut. Jika sebagian besar penduduk Indonesia sudah divaksin dan memiliki ketahanan, maka akan terbentuk kekebalan kolektif (herd immunity). Ketika ini terjadi, rantai penularan bisa diputus dan kita bisa mengucapkan selamat tinggal kepada pandemi virus corona.

"Untuk herd immunity, diharapkan kita bisa mengejar 70% populasi yang sangat tergantung ketersediaan vaksin. Sampai saat ini, (herd immunity) baru dipenuhi Maret 2022. Dengan inisiatif baru Vaksin Gotong Royong, dan mempercepat vaksin gratis, bisa mempercepat yang seharusnya di-deliver awal 2022. Semoga (herd immunity) bisa tercapai lebih cepat, 2021," ungkap Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan.

Saat herd immunity tercapai, maka aktivitas dan mobilitas masyarakat bisa kembali seperti dulu lagi. Ibarat mobil, ekonomi sudah bisa dipacu sekencang-kencangnya, tidak seperti sekarang yang maksimal hanya boleh 50 km/jam.

Artinya, ada harapan lapangan kerja akan kembali terbuka. Mereka yang menganggur atau dirumahkan bisa berkarya lagi dan memperoleh penghasilan yang lebih layak. Ini membuat masyarakat lebih tenang sehingga hasrat untuk jajan dan belanja meningkat.

Ingat, konsumsi rumah tangga adalah pilar utama dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) dengan sumbangan lebih dari 50%. Jadi ketika masyarakat meningkatkan konsumsi, maka niscaya Indonesia bisa segera lepas dari jerat resesi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular