Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki 2021, perekonomian Indonesia masih belum bisa 'berlari'. Dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) begitu luar biasa sehingga bakal terasa dalam waktu yang tidak sebentar.
Ekonomi Tanah Air yang masih tertatih-tatih tergambar dalam data inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Januari 2021 adalah 0,26% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM).
Sementara inflasi tahunan (year-on-year/YoY) berada di 1,55%. Kemudian inflasi inti tercatat 1,56% YoY.
Realisasi inflasi ini lebih rendah ketimbang ekspektasi pasar. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi bulanan sebesar 0,35% dan inflasi tahunan ada di 1,65%.
Dibandingkan Desember 2020 pun terjadi perlambatan laju inflasi. Kala itu, inflasi bulanan adalah 0,45% dan inflasi tahunan 1,68%.
Suhariyanto, Kepala BPS, mengungkapkan bahwa perlambatan laju inflasi disebabkan oleh kombinasi dua faktor. Pertama adalah pasokan yang terjaga, dan kedua lemahnya permintaan. Namun sepertinya faktor kedua sangat kental terasa.
"Kalau kita lihat, memasuki 2021 ini dampak Covid-19 belum reda dan masih membayangi perekonomian berbaga negara, termasuk Indonesia. Mobilitas berkurang, roda ekonomi terhambat, dan berpengaruh ke permintaan," kata Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto.
Kelesuan permintaan juga tercermin di inflasi inti. Pada Januari 2021, inflasi inti yang 1,56% YoY merupakan yang terendah sejak BPS melaporkan data ini pada 2004.
Inflasi inti adalah 'keranjang' yang berisi harga barang dan jasa yang susah naik-turun. Persisten, bandel. Jadi saat inflasi inti terus melambat, maka artinya harga barang dan jasa yang bandel saja sampai turun. Ini menandakan permintaan sangat lemah sehingga dunia usaha terpaksa menurunkan harga.
"Inflasi inti mengalami perlambatan yang menandakan permintaan domestik masih lemah. Dari sisi suplai mungkin terjaga, tetapi permintaan melemah karena pandemi Covid-19 masih membayangi perekonomian kita," tambah Kecuk.
Meski data inflasi bernada suram, tetapi bukan berarti tidak ada harapan. Ke depan, bukan tidak mungkin ekonomi bakal pulih meski untuk mencapai level pra-pandemi butuh waktu yang tidak sebentar.
Harapan itu datang dari rilis data lain yaitu aktivitas manufaktur yang tercermin dari Purchasing Managers' Index (PMI). Pada Januari 2021, skor PMI manufaktur Indonesia adalah 52,2. Ini adalah rekor tertinggi dalam 6,5 tahun terakhir.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau di atas 50, maka artinya dunia usaha berada dalam fase ekspansi.
Data PMI menjadi penting karena 'berjenis kelamin' indikator awalan (leading indicator). PMI akan memberi gambaran ke mana ekonomi akan mengarah, ekspansi atau kontraksi. Jadi kalau PMI sudah ekspansi, maka ada harapan ekonomi pun bakal tumbuh.
"Sektor manufaktur Indonesia masih berada di jalur pemulihan pada awal 2021. Produksi industri dan pesanan baru (new orders) meningkat ke posisi tertinggi. Tren ini akan mendorong kepercayaan diri pelaku usaha," kata Andrew Harker, Economics Director IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
Perkembangan sektor manufaktur sangat penting bagi Indonesia. Sebab, sektor ini adalah kontributor utama dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi lapangan usaha. Ketika sektor manufaktur tumbuh, ada harapan PDB secara keseluruhan ikut terangkat.
Konsensus sementara yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2021 sebesar 3,835%. Memang belum sebaik sebelum pandemi, tetapi jauh membaik ketimbang perkiraan 2020 yang -2,03%.
Institusi | Pertumbuhan Ekonomi Q IV-2020 (%QtQ) | Pertumbuhan Ekonomi Q IV-2020 (%YoY) | Pertumbuhan Ekonomi 2020 (%YoY) | Pertumbuhan Ekonomi 2021 (%YoY) |
CIMB Niaga | -1.14 | -2.9 | -2.3 | - |
Bank Danamon | 0.76 | -1.04 | -1.78 | 3.46 |
Mirae Asset | 0.03 | -1.75 | -1.96 | 4.15 |
ING | - | -2 | - | - |
Maybank Indonesia | -0.52 | -2.29 | -2.1 | 4.4 |
Citi | 1.2 | -0.6 | - | - |
BNI Sekuritas | -0.27 | -1.83 | -1.92 | 3.52 |
Moody's Analytics | 1.6 | -3.1 | -2.2 | - |
Bank Permata | -0.73 | -2.5 | -2.15 | - |
Standard Chartered | -1.68 | -0.64 | -1.68 | - |
MEDIAN | -0.27 | -1.915 | -2.03 | 3.835 |
TIM RISET CNBC INDONESIA